anniversary 2.0 – AM


sebuah rahasia, menurut jihoon.

kali ini merupakan perayaan pernikahan yang selalu kami rayakan bersama dengan jia.

perubahan sikap dan perubahan perasaan yang semakin terlihat lebih banyak dari tahun pertama kami menikah. dari perpisahan sementara yang pernah aku alami sampai akhirnya keluarga kecil ini bersama sampai sekarang dan tahun-tahun selanjutnya.

“baru aja kemarin kita merayakan anniv, sekarang udah anniv lagi aja” perkataan soonyoung itu membuat ku tersadar bahwasanya waktu sangat tidak terasa, terlalu bahagia dan menikmati setiap moment yang ada sehingga dengan tanpa disadari waktu berjalan begitu cepat.

soonyoung pernah bertanya, katanya “lo seneng gak? selama ini hidup sama gue?” tanpa aku jawab pun, harusnya soonyoung tahu dengan jelas jawabannya. Tapi … mungkin, ada sedikit rahasia yang tidak soonyoung ketahui.

soonyoung sepertinya tidak pernah tahu, bagaimana aku tersenyum setiap melihat dia tidur dengan pulas. soonyoung pun sepertinya tidak tahu, bagaimana aku diam-diam merasakan gelisah dan sedih ketika harus berpisah lama dengannya karena soonyoung ada perjalanan dinas atau mungkin soonyoung tidak tahu, ketika aku selalu berdo’a supaya tidak pernah diberikan perpisahan lagi dengannya dan juga dengan anak kesayang kami.

memang benar, kalau soonyoung bukan suami yang ahli dalam setiap bidang. dia masih banyak bercanda, meremehkan beberapa hal yang harusnya dipentingkan, jarang sekali bersikap romantis dan sebagainya. masih ada minus-nya, tapi menurutku itu tidak apa-apa. karena, aku juga sama.

tapi untungnya soonyoung bertemu dengan jihoon yang seperti ini keadaannya. aku yang tidak mau mempermasalahkan apapun selama soonyoung masih ingat aku dan jia, selama soonyoung setiap berangkat kerja masih suka minta cium terlebih dulu, selama soonyoung masih memprioritaskan jia dan juga aku dibanding pekerjaannya. semuanya sudah cukup, selama soonyoung masih ingat akan tanggung jawabnya.

rahasia-rahasia kecil itu, entah kapan soonyoung akan tahu. atau mungkin soonyoung tidak akan pernah tahu.


sebuah rahasia, menurut soonyoung.

rahasia, harus tetap ada sih. karena emang ada beberapa hal yang gak bisa gue sampaikan sama jihoon. contoh nih, beberapa bulan lalu gue pernah ketemu lagi sama mantannya itu. iya, si chanyeol. sumber huru-hara nya rumah tangga gue beberapa tahun yang lalu.

hal-hal yang kaya gitu, yang menurut gue jihoon gak perlu tahu. sebenernya gue lebih ke takut sama respon jihoon aja. takutnya dia malah kesel atau marah ketika tahu kalau gue waktu itu minta chanyeol dengan baik-baik supaya dia gak ganggu jihoon lagi, ya meskipun ujung-ujungnya gue tetep emosi sih.

mungkin jihoon juga sadar, kalau chanyeol masih suka meminta akses sama gue supaya bisa ketemu sama jihoon, atau jihoon juga sadar kalau chanyeol sudah tahu akun twitter jihoon yang baru—yang merupakan akun lama gue. kalau misalkan ditanya, jihoon pasti gak mau ngebahas. terakhir kali, dia hanya menyerahkan hp nya dan menunjukan kalau chanyeol nge-dm dia. setelah itu selesai, setidaknya bagi jihoon–karena dia tidak ingin ada urusan apapun dengan chanyeol.

disisi lain, mungkin jihoon gak enak dan takut kalau harus ada pembahasan mengenai chanyeol lagi. makanya gue bertindak sendiri.

ya, masalah tu orang masih tetep mau nerobos atau enggaknya sih gimana nanti ya. yang penting gue udah kasih peringatan dan ngobrol baik-baik. dan jihoon gak perlu tahu, biarin gue aja yang coba jaga dia dari serangan-serangan manusia aneh itu.

emang sesayang itu dah gue sama jihoon, apa-apa pengennya dia nyaman aja—gak usah ngelakuin apapun, ibaratnya tuh— lu diem aja biar gue yang gerak—ko jadi ambigu ya anjir haha, intinya sih biar jihoon betah ada dalam hubungan ini sama gue.

dan, jangan lupa kalau ada jia. yang sayang juga sama jihoon. makanya harus lebih disayang lagi jihoonnya. kalau enggak, bahaya nanti gue kalah sama jia, gue harus tetap jadi nomor pertamanya jihoon. karena bagi gue, jihoon pun tetep yang nomor satu.

pokoknya, jihoon, lalu jihoon lagi baru deh jia. hehe


di malam hari, di ruang tengah yang sudah beberapa tahun mereka tempati. ada jia yang sedang tertawa terbahak karena menyaksikan papinya diolesi bedak oleh papanya.

“hahaha papi jelek”

“bisa diem gak jia? tersiksa nih gue” kata soonyoung sambil membersihkan bekas bedak yang ada di wajahnya.

jihoon sering protes, ketika soonyoung selalu menyebut dirinya sendiri dengan kata ‘gue’ dibanding papi. tapi, namanya juga soonyoung. selalu melakukan hal sesuka hatinya, selama itu menurut dia adalah hal yang tidak aneh. pada akhirnya jihoon pun hanya bisa diam.

“udah ah main game nya, gimana kalau kita foto bareng dulu” kata jihoon, sembari merapikan semua alat bermain yang berserakan dimana-mana, bekas mereka bermain tadi.

mereka melakukan foto bersama—merupakan sesuatu yang wajib dilakukan ketika perayaan anniversary pernikahan soonyoung dan jihoon.

lilin yang menempel di kue semakin bertambah, badan jia semakin tinggi. sedikit demi sedikit semuanya berubah. berubah dalam hal positif dan sebisa mungkin menjauhkan hal-hal negatif.

“aku senang bisa ada diantara kalian, terima kasih ya papi dan papa” kata jia, tersenyum lebar sambil memeluk orang tuanya.

“kita juga terima kasih ya, karena jia udah jadi anak yang baik” balas jihoon

“gue sayang banget sama kalian berdua” dan soonyoung menambahkan satu fakta, bahwa hidupnya ia dedikasikan untuk dua orang yang sekarang sedang dia peluk.

malam itu, soonyoung dan jihoon tidur dengan memeluk jia didekapan mereka. meskipun sekitar satu jam setelah jia tidur mereka pindah ke kamar yang lain.

“kenapa gak sama jia aja sih?” tanya jihoon yang masih setengah sadar karena dipaksa bangun oleh soonyoung.

“kan gue mau meluk lu semalaman, yang”

“ih”

disanalah jihoon, tidur dengan soonyoung yang terus-terusan menciumi bibir, pipi, kening– seluruh wajahnya.

“udahan dong, ngantuk”

“hehe gemes, yang”

tidak ada yang bisa menghentikan soonyoung dari aktifitas mengagumi wajah suaminya. dengan cekikikan pelan, dia masih saja mengecup jihoon dibagian yang bisa dia gapai dengan posisi sedang memeluk jihoon dengan erat.

“makasih ya” ucapnya tiba-tiba.

“terima kasih kembali” jawab jihoon, meskipun matanya sudah tertutup.

“beberapa waktu lalu, gue ketemu si chanyeol” jelas soonyoung mengatakan rahasia kecilnya. jihoon membuka matanya kaget.

“ko bisa?” tanyanya pelan.

“jadi gini..” jelas soonyoung perlahan.

“maksud aku, ko baru cerita sekarang?”

“oh … hehe … maaf”

“dimaafin, terus kenapa ko ketemu?”

“ jujur, sebenernya gue gak mau cerita ini. tapi gak tau deh tadi pas liat lo tidur sama jia, tiba-tiba keinget lagi dan ngerasa harus cerita … “ soonyoung berhenti sebentar.

“ waktu itu, setelah lo liatin kalau dia pernah dm lo di twitter gue langsung ngekontak dia juga. ngomong sana sini pada akhirnya kita memutuskan buat ngobrol, yaudah ketemu dah tuh. sempet bersitegang juga, dia mau sama lo tapi gue lebih mau sama lo”

jihoon memeluk soonyoung balik, memegang pipi soonyoung dan menciuminya.

“sampai akhirnya gue kesel banget jadinya gue marah-marah disana, udah gue maki-maki sampai dia malu kali ya ditempat umum gue katain. ya gue juga malu tapi ketutup sama keselnya itu. terus habis itu gue pulang deh” hening tidak ada lagi yang berbicara, mereka berdua hanya saling tatap dan jihoon malah tersenyum

“katanya janji, gak akan marah-marah ditempat umum lagi?”

“kesel gue yang. maaf ya”

“iya gak apa-apa”

“jangan kaya waktu itu ya? gue mohon banget”

“jadi kamu ngeraguin aku?”

“enggak, bukan kaya gitu maksudnya. cuman ya gimana ya, jujur gue takut, menurut gue ketakutan gue cukup beralasan ko”

“iya, maaf ya udah buat kamu berpikir kaya gitu” kata jihoon

“maaf yang, maksud gue gak kaya gitu sih. ah males gue kalau kaya gini, emang lebih baik gak cerita”

“hehe gak papa, aku tahu ko. kamu cuman khawatir aja. aku sedikit lega sih, berarti kamu sesayang itu kan sama aku?”

“sayang banget, sampe gue rasanya mau mati aja kalau lo beneran pergi”

“lah, terus yang jagain jia siapa”

“yang ah, jangan bercanda”

“iya iya maaf hehe”

“sayangnya soonyoung” kata soonyoung pelan dengan nada lembutnya.

“betah betah sama gue disini ya” lanjutnya lagi.

“betah banget, sampai aku udah gak punya lagi tempat lain yang lebih nyaman selain sama kalian”

perbincangan mereka berjalan sampai keduanya tertidur. banyak hal yang tidak mereka bahas dan diungkapkan tadi tepat di hari anniversary pernikahannya.

mengenai rasa syukur yang terus-terusan mereka ucapkan, karena jika melihat kebelakang semuanya terasa begitu berat. jalan mereka tidak pernah lancar hanya untuk menjadi pasangan saja. siapa yang tidak terharu dengan keadaan mereka yang sekarang. kalau kata jihoon tidak ada lagi hal yang bisa membuatnya merasa tenang dan senang ketika ia menyadari bahwa hanya dirinya dan jia yang paling penting di kehidupan soonyoung saat ini. sangat berbeda dengan keadaan mereka sebelum menikah “aku aja dulu pernah ngobrol sama kamu padahal kamu lagi berhubungan badan sama orang lain” dan soonyoung selalu meminta maaf atas hal yang pernah ia lakukan.

perbincangan mereka pun kembali dengan pembahasan jihoon yang pernah memikirkan soonyoung sebagai yang kedua, dan soonyoung tentunya tidak menyukai pembahasan itu, pun dengan jihoon. dia merasa bodoh dan sangat menyesal dengan apa yang menjadi penyebab perpisahan sementara dengan soonyoung di masa lalu.

namun pada akhirnya mereka sudah sampai disini, dengan diri mereka yang sudah memaafkan semua kesalahan-kesalahan. bahkan berterima kasih atas apa yang sudah mereka lalui.

“makasih udah bertahan, jihoon” dan “terima kasih sudah kembali, soonyoung”

sebagai penutup di malam perayaan hari jadi pernikahan mereka, jihoon mengungkapkan keinginannya.

“soonyoung ... aku mau jia punya adek”


lily’s universe, the anniversary project 1/3