bend down” kata soonyoung ketika dia membuka pintu kamar hotel yang ia booked 1 jam yang lalu. Soonyoung dapat melihat dengan jelas wajah lelaki yang sedang menatapnya itu. soonyoung melepas baju nya begitu saja, dia menghampiri lelaki itu yang entah namanya saja dia tidak tahu dan memang dia tidak perduli.

“balik badan, terus nungging” perintah soonyoung

“kamu ga mau pemanasan dulu?”

“no, gue gak pernah ngelakuin hal kaya gitu kalau sama kalian”

“at least, cium aku dulu”

“gak, lo mau gue masukin apa enggak sih? banyak ngomong”

“okay, okay”

lelaki itu pun menyerah, ia menungging seperti apa yang soonyoung perintahkan. Tanpa pemanasan dan tanpa pelumas, soonyoung memasukan miliknya begitu saja. “ah, soonyoung sakit” dia bahkan tidak perduli dengan jeritan lelaki yang terus menyebut namanya itu.

beginilah Kwon Soonyoung, tanpa prihatin sedikitpun. dia terus melakukan hal yang membuatnya senang tanpa memperhatikan keadaan lawan mainnya. “lo mau ini, jangan protes” ucapnya.

selama ini dia memang hanya menganggap kalau “mereka” itu hanya sebatas tempat untuk menyalurkan nafsunya, dan tidak lebih. Menurutnya ini bukan sesuatu kesalahan, bukan salah dirinya. banyak orang yang melakukan hal tersebut dan banyak orang yang menyediakan jasanya secara sukarela, seperti lelaki ini misalnya. Dengan sangat lancang dia menggoda seorang kwon soonyoung. mungkinkah soonyoung tertarik kepada lelaki itu seperti apa yang dipikirkan oleh lelaki yang kini sedang menangis kesakitan karena lubangnya terus digempur oleh soonyoung. siapa yang paham dengan isi pikiran soonyoung yang sangat kompleks.

Badannya sudah sangat berkeringat, ia sudah menggunakan 1 kondom, dan sekarang sedang menggunakan kondom yang ke dua. Seperti tidak ada ampun sama sekali untuk lelaki yang sedang terkulai lemas itu, soonyoung masih terus menggempur lubangnya.

“ahh soon sebentar”

“sakit ahh- aku ahh”

tidak pernah ada kalimat yang mampu diselesaikan, tidak ada cela untuk lelaki itu meminta waktu untuk berhenti. Namun, ketika dia melihat hp soonyoung berdering yang ke 2 kalinya, ia menggapai hp tersebut dan mengangkatnya tinggi-tinggi ke atas, supaya soonyoung mampu melihat.

“ahh soonyoung in hp kam- ahh sakit”

“hp....kamu”

soonyoung melihat ke arah hp nya tersebut, ia melihat nama lee jihoon muncul. seketika ia mengambil hpnya dari genggaman lelaki yang merasa terselamatkan karena adanya panggilan masuk.

soonyoung mengangkat telpon jihoon, namun ia masih belum berhenti dari kegiatannya. miliknya masih ada didalam lelaki itu.

“kenapa?”

soonyoung maaf kalau aku ganggu, kamu bisa ke apartemen?” tanya jihoon

“ada apaan?”

“ahh sakit” lelaki itu mengerang ketika soonyoung mengeluarkan kemaluannya.

“berisik anjir gue lagi nerima telpon dulu” soonyoung mulai membersihkan miliknya dengan tisu yang sudah ada tepat dipinggir kasur.

jihoon masih belum bersuara, sepertinya dia mendengar suara orang lain. jihoon harusnya sudah tahu jelas soonyoung sedang berbuat apa saat ini.

aku ganggu ya?” tanya jihoon

“gak kenapa? lo takut?” tanya soonyoung

iya, kamu bisa nemenin aku malam ini?

“okay, tunggu sebentar”

sekarang ya, kamu jangan main lagi, aku gak akan matiin panggilan ini, aku dengerin

“okey, gue pakai baju dulu”

jihoon mendengar semua perbincangan soonyoung, seperti yang jihoon mau, soonyoung tidak mematikan panggilannya.

“ini uangnya cash, lo ambil dan jangan hubungin gue lagi. hapus nomer gue di kontak lo”

give me a kiss” kata lelaki itu

“najis, siapa lo. gue pergi”

soonyoung keluar dari kamar hotel tersebut. ia langsung menuju ke apartemen mereka. sangat tidak enak sebenernya menghentikan kegiatan fisik itu begitu saja, tapi mau bagaimana lagi.

“gue udah di mobil”

“gue udah di lobi”

“gue naik ke atas nih”

semuanya soonyoung tuturkan kepada jihoon, dia memberitahu jihoon apapun yang sedang dan akan ia lakukan. sesampainya di apartemen, ketika ia membuka pintu panggilannya dimatikan, tercatat hanya sekitar 25 menit saja yang dibutuhkan oleh soonyoung dari memakai baju sampai ke membuka pintu apartemen mereka.

“jihoon? lo dikamar?” teriak nya

“iya” jawab jihoon

“gue minum dulu sebentar” teriak soonyoung lagi

setelah kembali dari dapur, soonyoung menghampiri kamar yang sedang jihoon tempati. Soonyoung membuka pintu kamar itu dan dia mampu melihat jihoon yang sedang terduduk di atas kasur.

“lo mau gue tidur bareng lo atau gue tidur di kamar sebelah?” tanya soonyoung

“terserah”

“yaudah gue tidur bareng lo”

soonyoung mendekat ke arah jihoon, ia duduk disamping jihoon. “tidur” katanya. jihoon pun membaringkan badannnya.

“kamu mandi dulu sana”

“kenapa emang?”

“mandi dulu cepet”

“kotor banget apa gue?”

“iya kan kamu udah berbuat, cepet mandi dulu”

“baik pangeran tunggu sebentar gue mandi 3 menit”

ketika soonyoung berjalan ke arah kamar mandi, jihoon memperhatikannya. dia terus berpikir kenapa soonyoung mau saja menemani dia malam ini padahal soonyoung bisa saja melanjutkan aktivitasnya dengan orang lain yang tadi suaranya sempat jihoon dengar. Jihoon sungguh bingung dengan sikap soonyoung, kadang ia sangat mengerti jihoon, kadang ia sangat tidak memahami jihoon sedikitpun.

tanpa disadari 10 menit telah berlalu, soonyoung mendudukan dirinya dipinggir kasur, ia masih mengeringkan rambutnya yang basah.

“tidur aja kan gue udah disini”

“iya, makasih udah kesini. selamat malam soonyoung”

soonyoung mengangguk “malam” ucapnya sambil mengusap kepala jihoon sebentar lalu mencium keningnya. “gak usah sok kaget gitu, tidur aja” kata soonyoung. Jihoon langsung membalikan badannya membelakangi soonyoung.

setelah rambutnya sudah kering soonyoung membaringkan dirinya dipinggir jihoon, ia menatap punggung jihoon yang sepertinya sudah tertidur. nafasnya terlihat sangat teratur dan tenang. tanpa soonyoung sadari tangannya terus-terusan mengelus kepala jihoon. “sorry ya, sleep well” ucapnya untuk yang terakhir kali malam itu sebelum ia pun ikut tertidur.