Kita dan malam minggu; — loslaten

Di mobil itu, ada orang yang sedang merapihkan kaosnya, melihat ke kaca bagaimana keadaan rambutnya, lalu tersenyum dengan bangga merasa dirinya sudah cukup tampan untuk masuk ke dalam sebuah kafe. Sebelum keluar dari mobil, orang itu tidak lupa mengambil satu bungkus rokok yang baru saja ia beli.

“bang dud, cepetan keluar lama amat lo nyisirnya” Kata Mingyu yang sedari tadi menunggu Soonyoung keluar dari mobil. Tidak lama setelah Mingyu mengomel, Soonyoung akhirnya keluar juga dengan penampilan yang cukup simpel, ia memakai kaos hitam dengan jas berwarna hitam juga, warna kesukaannya.

“Juned mana?” tanyanya

“udah masuk dari tadi, biasa cari tempat nyaman buat si Didi” Soonyoung mengangguk, mereka berdua masuk ke dalam. Lumayan ramai, karena hari ini Jisoo memasang diskon untuk beberapa menu di kafenya, terlebih lagi ini merupakan malam minggu.

Ketika mereka masuk, Jun yang sudah duduk bersama Seokmin, Jisoo dan Jihoon melambaikan tangan kearah mereka.

Smoking area, tempat yang sengaja Jisoo pilih karena tahu kalau beberapa dari mereka ada yang merokok. Bukan sekali dua kali mereka berkumpul seperti ini, kecuali Soonyoung yang baru saja datang lagi ke lingkup kehidupan mereka.

Mingyu memberikan bunga kepada Jisoo, sebagai ucapan selamat dan juga sebagai hadiah dari tiga pria yang tidak mau ribet memikirkan hadiah apa yang harus mereka berikan kepada Jisoo. Seokmin yang datang sekitar tiga puluh menit sebelumnya, sudah memberikan bunga kepada Jisoo, Seokmin pada akhirnya membeli bunga ditempat yang berbeda dengan Mingyu.

“Bentar ya jangan dulu pada makan, masih nungguin satu orang lagi” Jisoo mengambil handphonenya, Jihoon sempat bertanya “siapa?” namun Jisoo hanya menjawab “tunggu aja”.

Soonyoung duduk disamping Jihoon, tidak ada hal yang mereka katakan, Soonyoung hanya memperhatikan perbincangan antara teman-temannya, Jihoon pun sama. Karena disana ada Seokmin yang selalu membuat perbincangan terus mengalir, ada Jun dan Mingyu yang sama-sama berisik.

Hal yang Soonyoung syukuri dari teman-temannya kali ini, mereka tidak ada yang mengungkit-ngungkit tentang Jihoon, tidak melakukan hal-hal yang jatohnya akan membuat suasana menjadi canggung antara Soonyoung dan Jihoon. Hanya tadi satu kali saja, ketika Soonyoung mau duduk, Mingyu menyuruhnya duduk disamping Jihoon, itu saja. Sisanya mereka bertingkah seperti sudah terbiasa ada Soonyoung disekitar Jihoon.

“Semuanya kenalin, ini Seungcheol” Jihoon melihat ke arah belakangnya, disana ada Jisoo yang ternyata kalimat ‘masih nungguin satu orang’ itu adalah untuk Seungcheol.

“kalian mau pisah meja aja apa gimana?” tanya Jisoo kepada Jihoon dan juga Seungcheol

Soonyoung memperhatikan mereka, Seungcheol yang terlihat senang dan Jihoon yang sedikit terlihat kesal. Disinilah untuk pertama kalinya Seokmin dan Jun yang tahu siapa itu Seungcheol, memasang wajah yang kurang nyaman juga, bukan kurang nyaman karena kebaradaan Seungcheol yang tiba-tiba menjadi tamunya Jisoo, tapi mereka tahu kalau Jisoo selama ini mencoba menjodohkan Jihoon dengan Seungcheol, Seokmin dan Jun juga tahu kalau Seungcheol memiliki ketertarikan terhadap Jihoon. Tapi tidak ada yang bisa mereka lakukan, ini acaranya Jisoo, dia yang berhak mengundang siapa saja, sehingga Seokmin dan Jun hanya saling melihat satu sama lain, mereka merasa tidak enak kepada Soonyoung.

Dan disitu, ada satu orang yang mudah membaca situasi, dia yang paham makna dari perkataan Jisoo serta gerak-gerik dari orang yang baru saja datang itu. Soonyoung berdiri, ia menggeser kursinya, berdiri dihadapan Seungcheol.

“Soonyuung” katanya, lalu ia menjabat tangan Seungcheol

“lo mau duduk disini? Gue pindah kesana aja” lanjutnya lagi, Soonyoung mempersilahkan Seungcheol untuk duduk dipinggir Jihoon, dan ia berpindah duduk disamping Jun dan juga Seokmin, posisi Soonyoung dan Jihoon sekarang menjadi berhadapan.

Soonyoung bisa melihat dengan jelas bagaimana Jihoon dan Seungcheol berinteraksi, dan itu tujuannya ketika ia tadi menyuruh Seungcheol untuk duduk ditempatnya.

Jihoon tidak mengatakan apapun, hanya saja dalam pikrinannya ia terus menebak apa yang sedang Soonyoung lakukan. Ketika Soonyoung berdiri dan berjalan ke arah Jun dan Seokmin, mata Jihoon masih mengikuti pergerakan Soonyoung, sampai Soonyoung duduk pun dan pandangan mereka bertemu lagi.

“apa?” tanya Soonyoung kepada Jihoon tanpa suara dan Jihoon hanya membalasnya dengan memutarkan bola matanya, Jihoon terlihat kesal.

Disela acara makan mereka, Seokmin selalu mengganggu Soonyoung, bukan mengganggu yang membuat Soonyoung tidak nyaman, tapi Seokmin terus berbisik kepada Soonyoung.

“Dud, dia yang suka sama si bocil” dibalas dengan anggukan oleh Soonyoung

“Kenapa lu pindah kesini?” tanya Seokmin lagi

Soonyoung berbisik kepada Seokmin “pengen liat aja si bocil ngerespon apa enggak, biar keliatan jelas kalau dari sini”

Oleh karenanya, pandangan Soonyoung selalu tertuju kepada Jihoon yang saat ini terlihat risih karena Seungcheol yang memperlakukan Jihoon dengan lembut. Pemandangan didepan Soonyoung ini, sedang menunjukan Seungcheol yang selalu memperhatikan Jihoon, memberikan makanan ke piring Jihoon, bertanya hal-hal kecil kepada Jihoon, dan Jihoon hanya bisa mengucapkan terimakasih sebagai balasan dari semua tindakan Seungcheol.

“iya mas, sudah cukup, makasih” Perkataan Jihoon itu membuat Soonyoung berhenti menyuapkan makanan kemulutnya sendiri.

“mas?” tanya Soonyoung kepada Jihoon, masih tanpa suara.

“atasanku” jawab Jihoon, sama ia juga mengucapkan jawabannya tanpa suara.

Semua orang yang sedang menikmati makan malam satu meja dengan Soonyoung dan Jihoon sadar, sadar kalau Jihoon dan Soonyoung yang saling memperhatikan satu sama lain, mereka sadar kalau Soonyoung berbicara kepada Jihoon tanpa mengeluarkan suara. Seungcheol pun sadar, ia juga bisa melihat, kalau Soonyoung dan Jihoon sedang melakukan interaksi yang patut ia curigai.

Seakan tidak perduli dengan pandangan Jisoo kepada dirinya, Soonyoung masih terus menatap Jihoon yang juga dibalas oleh tatapan Jihoon, yang fokusnya masih kepada orang yang ada didepannya.

Malam ini, mereka sudah mempunyai rencana. Untuk saling terbuka dan kembali mendengar cerita dari masing-masing, yang pengalaman dan jalan hidupnya berbeda.

Soonyoung mengambil air mineral dan meminumnya, apapun kegiatan yang sedang Soonyoung lakukan, hanya tangannya yang bergerak sedangkan tatapannya masih fokus kepada Jihoon. Jihoon juga tidak mau kalah, meskipun ada Seungcheol dipinggirnya yang selalu mencoba mendapakan perhatian Jihoon, sangat tidak beruntung seorang Seungcheol malam ini, karena fokus Jihoon juga hanya tertuju untuk Soonyoung.

Tidak ada hal yang unik ataupun sesuatu yang menarik yang bisa terus-terusan diperhatikan, hanya saja dimata Jihoon, melihat Soonyoung yang saat ini sedang mengeluarkan satu batang rokok dari saku jas yang sedang Soonyoung pakai, membuat Jihoon ingin terus memperhatikan Soonyoung.

Di mata Jihoon ada hal yang berbeda dari cara Soonyoung menyalakan rokok itu, sampai Jihoon tidak mau mendengarkan perkataan orang yang berada disampingnya, semua fokusnya sedang tertuju kepada Soonyoung yang sedang menatapnya juga sambil menghembuskan asap rokok beberapa kali, tapi matanya masih tetap fokus kemata Jihoon.

Mereka yang masih tidak mau mengeluarkan suaranya ketika berbiacara.

“apa?” tanya Soonyoung dan Jihoon hanya menggelengkan kepalanya sebagai respon.

“Jihoon, masih mau makan?” itu suara Seungcheol, yang membuat Jihoon mau tidak mau harus mengalihkan fokusnya sebentar.

“enggak mas, makasih” katanya, menolak dengan lembut.

Di ujung sana, ada Sonyoung yang malah tersenyum kepada Jihoon. Soonyoung menghisap rokoknya untuk yang terakhir kali sebelum ia mematikan rokoknya tersebut. Mengeluarkan asap dari mulutnya, lalu ia senyum menyeringai kepada Jihoon.

“Ned, lo balik bisa sendiri kan?” tanya Soonyoung

“Ada urusan lo?, kalau gue sih gampang bisa sama si Mingyu juga”

“iya ada urusan” Soonyoung berdiri, ia berpamitan kepada Jisoo

“Soo gue pulang dulu ya, ada janji. Makasih makan malamnya, happy anniv buat kafe lo, sukses terus”

“okay nyong, hati-hati di jalan”

Soonyoung lalu pergi, meninggalkan Jihoon yang masih duduk disana. Dalam keadaan seperti ini, Jihoon bingung harus berbicara dengan Jisoo dulu atau tidak, ditambah lagi Soonyoung tiba-tiba saja memutuskan untuk pergi dari kafe secepat ini, Jihoon pikir mereka akan pergi setelah jam sepuluh malam ketika sudah puas merayakan hari jadinya kafe Jisoo. Tapi, Soonyoung malah sudah keluar ketika baru saja selesai makan, dan sekarang baru saja jam delapan malam.

“Ka Jisoo, aku juga mau pergi. Ada janji” Jihoon memilih untuk izin dulu kepada Jisoo dan ketika Jihoon hendak berdiri, tangannya ditahan oleh Seungcheol.

“Mau kemana? Saya antar?”

“Enggak usah, mas. Duluan ya” pamit Jihoon, ia tergesa-gesa berdiri dan keluar dari kafe.

“Buru-buru banget mau kemana sih?” tanya Jisoo yang ternyata mengikuti Jihoon dari belakang. Jihoon tidak menjawab, ia masih terus berjalan. Sampai akhirnya mereka berdua sampai didepan kafe, Jisoo bisa melihat Soonyoung yang sedang berdiri didepan mobilnya. Seperti sedang menunggu seseorang untuk datang kepadanya.

“Ka aku pergi dulu ya” kata Jihoon, yang langsung pergi berjalan dengan cepat ke arah Sonnyoung .

Sebelum masuk ke dalam mobil Soonyoung, Jihoon melambaikan tangannya ke arah Jisoo, tersenyum kepada Jisoo, seolah mengatakan ‘jangan khawatir, lihat...aku senang’.

Di mobil itu, Soonyoung melihat ke arah Jihoon yang baru saja duduk disampingnya. Melihat bagaimana Jihoon tersenyum kepadanya, melihat Jihoon yang tidak sabar untuk menuju ke tempat selanjutnya yang entah mau kemana, karena Soonyoung pun belum memikirkan dimana tempat yang cocok untuk mereka berdua mengobrol.

“mau kemana?” tanya Jihoon, ia baru saja memasangkan seat belt.

“gak tau, gue kan bilang ngikut aja”

“ehm, ketempat kamu atau ketempat aku?”

“hah?”

“maksudnya, ke rumah kamu atau ke apartemen aku?”

“lo maunya dimana cil?”

“apartemen aku?”

“yaudah ayo”

Dan di mobil itu, Jihoon memberikan alamat apartemennya kepada Soonyoung, mengajak orang lain selain Jisoo dan Jeonghan ke tempat paling privasi dalam hidup Jihoon. Ya, tapi ini Soonyoung, orang yang dari dulu selalu berdiam diri ditempat privasinya Jihoon, yang bahkan Soonyoung memiliki kunci kosan Jihoon sewaktu mereka masih berpacaran ketika kuliah. Untuk saat ini pun masih sama, kalau mau, Soonyoung boleh masuk dan keluar dengan bebas ke apartemen Jihoon, tidak ada yang keberatan.