“mau ke kamar?” tanya soonyoung “ayo, lanjutin disana ya” jawab jihoon
Soonyoung merasa kepalanya sangat pening sekarang, jihoon ia gendong. Namun sialnya yang lebih muda terus saja membuat adrenalinnya meningkat, ia terus mengecupi leher soonyoung tanpa berhenti dari pantai bahkan sampai di lobi resort yang banyak orangpun dia sama sekali tidak ada niat untuk menyudahi aktivitas nya tersebut.
Semua mata memandang ke arah soonyoung, namun dengan kekuasaan yang ia punya ketika ia menatap kembali orang-orang itu mereka secara otomatis menunduk memberikan hormat kepada sang pemilik resort. sehingga jihoon tidak perlu khawatir ia harus berhenti dari apa yang sedang ia lakukan.
“turun dulu aku susah buka pintu”
Jihoon menurunkan diirnya dari punggung soonyoung, ia berbalik dan mencium bibir soonyoung sebentar lalu tersenyum dengan sangat lebarnya, ia terlihat begitu bahagia dan soonyoung sangat bersyukur malam ini ia bisa melihat senyuman jihoon.
Ketika pintu kamar terbuka, jihoon berlari kecil kearah kasur mereka. melihat hal tersebut soonyoung pun ikut tersenyum, sungguh menggemaskan pikirnya. terpisah selama 3 tahun sangat menyakitkan baginya namun jika balasannya seeprti ini, sunggu soonyoung merasa tidak apa-apa.
Jihoon sudah duduk di tengah kasur, ia melambaikan tangannya kepada soonyoung agar yang lebih tua mengikutinya. ia menepuk-nepuk kasur itu tidak sabaran sambil berkata “cepet kesini om” dan pada saat soonyoung menghampirinya berjalan ke arah jihoon dengan perlahan ia semakin menampakan senyuman terindahnya. tangannya ia rentangkan untuk menyambut kekasih hatinya yang selalu ia rindukan, dan ketika soonyoung tepat berada disampingnya, jihoon menaiki badan soonyoung dan memeluknya dengan erat.
Naiknya seorang jihoon ke pangkuan soonyoung tentunya disambut dengan baik oleh soonyoung, kedua tangan soonyoung sudah meraup wajah jihoon seperti menuntut untuk jihoon dapat melakukan sesuatu. dan tanpa disangka-sangka jihoon menempelkan bibirnya sangat asal dengan milik soonyoung. mengetahui kalau posisi jihoon kurang nyaman, soonyoung membenahi dirinya untuk bersender ke headboard lalu membetulkan posisi jihoon sehingga ia tetap berada di atas pangkuannya.
Jihoon seperti mengambil alih ciuman kali ini, bahkan ketika soonyoung mengalihkan perhatiannya kepada handphonenya, jihoon langsung menutup handphone tersbut dan melemparnya ke sembarang arah, tidak perduli barang tersebut akan rusak. dia hanya tidak suka diganggu. jihoon mencium soonyoung lagi dan lagi dengan ritme yang sangat asal dan seperti terburu oleh sesuatu yang jihoon sendiri tidak mengerti apa yang membuatnya sangat terburu-buru seperti ini. ia terus menyesap bibir bawah yang lebih tua dengan sangat pelan, gerak tubuhnya sudah sangat tidak beraturan. ketika soonyoung mengambil alih dan mulai menyesap bibir bawahnya, jihoon membiarkan mulutnya terbuka dan desahan pertama akhirnya keluar. sedangkan soonyoung menggeram pelan karena bagian bawah nya terus-terusan jihoon goda, ia terus bergerak dengan pelan menggesakan bongkahan miliknya dengan bagian sensitif milik yang lebih tua.
Dengan beraninya jihoon membuka satu persatu kancing kemeja soonyoung sampai setengahnya sudah terbuka, tangannya ia simpan di leher soonyoung dan mengelusnya dengan perlahan. badan jihoon seakan kena aliran listrik yang membuatnya tersentak kaget ketika kedua tangan soonyoung masuk ke dalam balik kaosnya, mengelus punggungnya yang turun ke arah pinggang untuk menahan dirinya. jihoon semakin berusaha membuat soonyoung tergoda, ia masih dengan keberaniannya menaik turunkan tubuhnya.
Sejujurnya jihoon sudah ingin menyerah, siapa yang sanggup di posisinya, awalnya dia yang menggoda namun pada akhirnya ia yang kalah oleh akalnya sendiri. sudah gila. hanya dengan seperti ini saja dia sudah mengeluarkan keringat dan mendesah berkali-kali. seolah-olah jihoon kehabisan semua tenaganya hanya karena di cium oleh soonyoung.
“kamu yakin?” tanya yang lebih tua, jihoon hanya mengangguk. sudah kepalang basah, nanggung capek, dia juga sudah tidak sanggup harus menahan keinginannya ini yang sejujurnya sudah lama sekali ingin ia lakukan dengan kekasihnya.
Soonyoung membalikan keadaan, jihoon sekarang berada di bawahnya. baju yang mereka pakai entah sudah dimana. tidak ada yang perduli. jihoon menggenggam pingiran bantal dengan sangat erat, matanya terus tertutup dengan rapat. kakinya ia buka dengan lebar. sementara itu soonyoung terus bergerak tanpa henti, sesekali ia mengusap peluh dan air mata jihoon, sesekali ia menurunkan badannya untuk sekedar mengecup dahi jihoon dan bibirnya.
Suara desahan jihoon tidak pernah berhenti barang sedetikpun setelah mereka melakukan hal tersebut. beberapa kali ia mengatakan “sakit om” tapi berbanding terbalik dengan kata-kata selanjutnya “jangan berhenti”. soonyoung sendiri sudah tidak tahu caranya berhenti, dia sudah berada di puncak nafsunya. lee jihoon tetap harus menyelesaikan urusan duniawi ini.
Satu tangan jihoon ada di punggung soonyoung, sesekali mencakarnya sedangkan tangannya yang satunya lagi ia gunakan untuk meremas bantal yang sudah berada di sampingnya tidak beraturan. satu kondom sudah di buang oleh soonyoung, ia kembali memasangkan kembali kondom yang lain.
Nafas keduanya terengah-engah,jihoon melihat ke bagian bawahnya yang sudah menyatu dengan soonyoung, lalu ia menggeletakan kepalanya begitu saja. matanya masih ia tutup dengan rapat, ini sudah berjalan cukup lama tapi dia masih merasakan sakit yang luar biasa. jihoon terus-terusan menggigit bibir bawahnya. soonyoung yang melihat itu langsung berhenti bergerak. “jangan digigit kencang-kencang bibirnya nanti berdarah” jihoon pun membuka matanya. “om...l-lanjut aja jangan ber- ah henti”
Tangan soonyoung kembali memegang pinggang jihoon, ia mengeluarkan dengan perlahan-lahan sebelum menghujamkan dirinya lagi masuk ke dalam tubuh jihoon. “ahh...om” pekikan jihoon terdengar ketika soonyoung menemukan titik sensitifnya. terus ia hujam titik itu, lagi dan lagi sampai keduanya merasa terpuaskan satu sama lain.
Soonyoung bahkan sudah keluar dua kali, begitupun dengan jihoon. rasa lelah yang menerpa mereka seakan kalah dengan gerakan jihoon yang perlahan merangkak ke atas tubuh soonyoung yang sedang berbaring. ia duduk tepat di atas milik soonyoung, tangannya ia letakan di atas dada soonyoung satu tangannya yang lain mengarahkan milik soonyoung untuk memasukinya lagi.
Jihoon bergerak sendiri, ia menaik turunkan badannya dengan perlahan, peluh terus bercucuran tapi dia tidak mau berhenti. “om!” pekik jihoon “terlalu dalem ahhh” namun soonyoung seolah tidak mendengar, ia membantu jihoon untuk bergerak, soonyoung memegang pinggang jihoon dan mengangkat tubuh jihoon untuk terus melakukan kegiatan naik turun. gerakan mereka semakin liar, hingga untuk ke tiga kalinya mereka keluar secara bersamaan dibarengi dengan desahan jihoon yang sangat nyaring.
Jihoon sudah terkulai lemas di atas tubuh soonyoung, nafasnya masih belum teratur. soonyoung mengelus punggung jihoon, menenangkan yang lebih muda.
“hebat ya langsung tiga ronde” kata soonyoung yang di jawab pukulan oleh jihoon, yang tidak terasa sama sekali.
Soonyoung membaringkan jihoon, ia mencabut miliknya dari lubang jihoon. membuang kondom ke tiganya ke tempat sampah. ia kembali ke arah jihoon, mencium keningnya dan bibirnya sesekali. jihoon terlihat sangat lelah, matanya sudah tertutup. dia bahkan sudah tidak perduli dengan badannya yang sangat lengket.
Dengan teliti dan hati-hati soonyoung membersihkan badan jihoon, mengelapnya dengan perlahan. jihoon sepertinya sudah tertidur. terlalu lelah dan terlalu bahagia.
Soonyoung sudah selesai membersihkan jihoon dan dirinya, ia membaringkan dirinya di pinggir jihoon, memeluk seseorang yang sangat ia rindukan itu, kecupan kecil ia berikan kepada jihoon dari kening, mata, hidung, pipi dan bibirnya. “selamat tidur sayangnya soonyoung” ucapnya sebelum ia ikut tertidur pulas.
————————— Dalam rangka soonhoon anniversary jadi aku buat ini hehe please give me a feedback karena sungguh ini aku malu banget dan gak yakin dengan hasil kerjaku. So please tell me your opinion bisa komen, QRT atau kalau mau anonymous bisa lewat CC : Lily’s CuriousCat Thank you :)