Setalah kejadian orang tua jihoon marah marah sama seungcheol karena dia meminta untuk bercerai dengan jihoon. Kini orang tua jihoon sedang berhadapan langsung dengan soonyoung, entah kesimpulan apa yang didapatkan antara seungcheol dengan orang tua jihoon. Soonyoung tidak tahu.

“Kamu itu selingkuhannya anak saya ya? Gara gara kamu, anak saya mau cerai. Malu maluin keluarga besar”

“Pak , masih peduli sama reputasi keluarga dibanding anak sendiri? Ka jihoon udah ngelakuin hal kaya gini dan masih nge bahas reputasi keluarga bapak?”

“Ya jelas, reputasi itu paling penting. Kalau reputasi saya jatuh, saham saya juga turun. Ditambah lagi dengan cerainya jihoon akan membuat perusahaan kami kehilangan saham dari orang tua seungcheol. Kamu mau tanggung jawab?”

“Bisa... nanti saya invest di perusahaan bapak. Sekarang pikirin dulu keadaan ka jihoon baru ngomongin perusahaan”

“Anak ingusan kaya kamu mana mampu invest di perusahaan saya, ga usah ngaco kamu. Saya gak butuh, kalaupun jihoon cerai dengan seungcheol ya udh dia tetap dirumah dan saya ga akan pernah ngizinin buat ketemu kamu”

Seungcheol yang mendengar semua itu langsung mendekat ke arah orang tua jihoon

“Pak, jihoon itu gak pernah minta apapun selama kami menikah, dia gak pernah ngebantah. Hanya satu kali dia pernah meminta sesuatu dengan pasrah dan sangat memohon pada saya. Dia hanya minta untuk cerai dan dia ingin sama soonyoung”

Dengan semua penuturan yang seungcheol berikan orang tua jihoon tetap tidak mengerti kenapa harus soonyoung. Pada akhirnya mereka mengiyakan keinginan seungcheol dan jihoon untuk cerai. Namun untuk nasib jihoon dan soonyoung, mereka tetap tidak bisa menerimanya.

Sampai soonyoung sudah kembali ke ruangan untuk menemani jihoon, seungcheol masih dengan orang tua jihoon.

“Kalau saja saya orang yang sangat Berarti bagi jihoon mungkin semuanya akan mudah, tapi pak bu. Jihoon sampai melukai dirinya sendiri karena dia sudah tidak sanggup menjalani semua ini,dia sesayang itu sama soonyoung dan saya tahu hal yang membuat dia tidak bisa lagi menjalani hidup ini adalah karena salah satunya dia dijauhkan dari soonyoung”

“Paling perasaan sementara” itu kata bapak nya jihoon

“Ini sudah hampir 1 tahun lebih pak gak mungkin kalau itu hanya sementara. Setelah kami bercerai, tolong biarkan jihoon mengejar apapun yang dia mau. Sayapun akan melakukan hal yang sama”

Bapak jihoon pergi keruangan jihoon begitu saja tanpa memberikan respon apapun pada pernyataan seungcheol.

“Selama ini jihoon menderita?”

“Sepertinya begitu bu, saya bahkan pada saat dia melakukan itu tidak ada dirumah dan tidak tahu. Soonyoung menghubungi saya, dia bilang jihoon nelpon dan dia khawatir sama jihoon, dia menyuruh saya untuk cek jihoon ke rumah tapi saya ga nurut. sampai akhirnya soonyoung nyuruh seungkwan dan menemukan jihoon sudah pingsan dengan luka di pergelangan tangan-“

Seungcheol tidak melanjutkan perkataannya, dia tertunduk. Dia menangis, menyesali semua yang dia lakukan.

“Maaf bu, saya tidak bisa menjaga anak ibu dengan baik”

“Enggak seungcheol jangan minta maaf, ini bukan salah kamu. Bukan juga salah soonyoung apalagi jihoon. Ini salah kita yang terlalu mengekang jihoon”

“Tolong biarkan jihoon melakukan yang dia mau bu”

“Ibu akan membujuk bapak jihoon ya, semoga dia mengerti. Kalaupun dia tidak bisa mengerti ibu akan membimbing jihoon agar lebih kuat dan menjalani hidup ini lebih baik. Ibu akan tetap mendukung apapun keputusan jihoon. Tugas ibu hanya membuat jihoon bahagia, karena selama ini dia tidak pernah mengecewakan ibu”

Karena, tidak semua orang tua paham akan keadaan anaknya. Tidak semua anak paham dengan keadaan orang tuanya . Tapi ada satu yang membuat mereka bisa saling memahami. Berkata jujur apa yang membuat tidak nyaman dan berani mengatakan ”tidak” pada apa yang membuat tidak nyaman itu. Selama ini jihoon hanya mengatakan “iya” untuk apapun bentuk perintah yang disampaikan orangtuanya. Dan itulah awal dari perasaan di kekang dan merasa menjadi boneka.