Setelah banyak sekali topik yang mereka perbincangkan, akhirnya sampai juga pada topik yang memang semua pasangan akan membicarakan hal ini, entah itu sebagai referensi untuk menjalani hubungan mereka di masa depan dan memperbaikinya atau hanya sekadar saling mengetahui informasi masing-masing.
Tentunya menurut soonyoung dan jihoon hal tersebut merupakan sesuatu yang penting, selain untuk saling mengetahui satu sama lain tapi juga sebagai bentuk keterbukaan supaya kedepannya tidak ada yang kecewa tentang pengalaman yang telah dilakukan oleh pasangan yang akan menjadi suami nantinya.
Satu hal sudah selesai, jihoon menerima masa lalu soonyoung. Yang sangat soonyoung maklumi karena dia masih berpikir jihoon seperti itu demi perusahaan. tanpa disadari dia memikirkan apa sebenernya keinginan jihoon, apakah betul semua itu demi perusahaan saja atau ada yang lain.
Malam itu, ketika semua topik pembicaraan yang sudah direncanakan oleh soonyoung telah dibicarakan satu persatu, keheningan kembali menerpa mereka. posisi duduk mereka masih tetap sama, ada jarak sekitar dua jengkal tangan.
“gue boleh cium lo? sekarang”
Pertanyaan itu muncul, soonyoung sebetulnya penasaran. apakah jihoon akan mengiyakan atau menolak. soonyoung ingin tahu sejauh mana dia rela berkorban untuk perusahaannya itu. setidaknya pikiran soonyoung berputar terus di bagian jihoon berkorban untuk perusahannya dan sekarang dia akan mengetahui jawabannya.
“iya” jawab jihoon, dan soonyoung tersenyum tidak percaya. “seberharga itu ya?” tanya soonyoung lagi
“apa?” tanya jihoon balik
“perusahan, sampai gue apa-apain aja mau”
“soonyoung, bukan kaya gitu” jawab jihoon dengan nada bicara yang lebih tinggi dari sebelumnya.
“sorry, gak niat kesana gue”
“kamu seolah mikir aku mau di apa-apain sama kamu cuman buat perusahaan, soonyoung aku gak kaya gitu. kita udah di jodohin, sekarang kita pacaran kan? aku pikir ciuman aja gak salah. kenapa kamu mikir semuanya cuman demi perusahaan yang pada nyatanya aku mau kamu cium karena kamu sudah jadi pacar aku”
“ya maaf, salah gue”
“yasudah, kalau tidak ada yang mau dibicarain lagi aku mau pulang”
Jihoon berdiri dan berjalan menuju arah pintu. disusul oleh soonyoung yang mengikutinya di belakang.
“jihoon sebentar” soonyoung memegang tangan jihoon dan membuat jihoon berhenti berjalan.
“sumpah, beneran gue minta maaf. gak maksud nyinggung lo kaya gitu” jihoon hanya mengangguk.
Jihoon melihat ke arah tangannya yang sedang dipegangi oleh soonyoung. dia tersenyum dan mulai membalas pegangan tangan soonyoung. pas sekali, pikir jihoon.
Soonyoung mengikuti arah pandang jihoon, dia pun memegangi tangan jihoon lebih erat. Tidak tahu kenapa, hanya saja dia ingin melakukanya.
Perlahan soonyoung memalingkan arah pandangnya menuju wajah jihoon, karena jihoon masih saja menunduk ia melepas tangan jihoon dan memegangi kedua pipi jihoon. hingga akhirnya mereka bertatapan. Soonyoung memperhatikan setiap detail yang ada pada muka jihoon, dahinya, kedua matanya, alisnya, hidungnya hingga ia berhenti, arah pandangnya terkunci di bibir jihoon, soonyoung menyentuh bilah bibir jihoon dengan ibu jarinya.
kedua tangan soonyoung masih menangkup pipi jihoon. ia mulai mengikis jarak antara dirinya dengan jihoon, sampai dapat merasakan hembusan nafas satu sama lain. Dengan jarak seintim ini, soonyoung bisa melihat rona merah di pipi jihoon, dan ia tersenyum. Lalu tanpa berpikir panjang soonyoung mencuri kecupan di bibir jihoon.
Saat jihoon memejamkan matanya, soonyoung tahu kalau jihoon tidak masalah dengan ciuman ini. sehingga ia melanjutkankan aktivitasnya tersebut. sangat lembut, mungkin ini ciuman terlembut yang pernah soonyoung lakukan. sama sekali tidak ada tuntutan.
Tangan soonyoung beralih untuk merengkuh pinggang jihoon yang secara otomatis membuat jarak keduanya semakin dekat. sedangkan jihoon meletakan tangannya di dada soonyoung. tanpa disadari ciuman mereka semakin dalam.
Soonyoung mencium jihoon lagi, melumat bibir bawah jihoon dengan perlahan. satu tangannya yang masih berada di pipi jihoon turun dan ia letakan tepat di leher jihoon. soonyoung mengakhiri ciuman mereka, ia menghapus jejak air liur yang ada di dagu jihoon menggunakan ibu jarinya. “wow” kata soonyoung.
“aku pulang ya”
“malu ya lu? merah benget itu pipi hahaha”
“apa sih, aku pulang dulu”
“iya.. ayo gue anter ke bawah”
mereka pun pergi ke ruang tengan dimana orang tua mereka berada, ternyata orang tua mereka masih belum selesai membicarakan soal pernikahan dan rencana penggabungan perusahaan. Jihoon ikut memerhatikan sedangkan soonyoung sudah pamit lagi pergi ke kamarnya, seperti biasa. Dia sama sekali tidak tertarik dengan urusan perusahaan.
Sekitar 1 jam setelah itu jihoon dan orang tuanya berpamitan pulang. Soonyoung mengantarkan mereka sampai depan rumah, ia tersenyum pada jihoon ketika jihoon membukakan kaca mobilnya. “sampai ketemu lagi” ucap jihoon tanpa suara, soonyoung membalasnya dengan anggukan.
———— Saran dan komen bisa QRT atau kalau mau anonymous boleh lewat CC : Lily’s CuriousCat Thank you :)