masih di 1 januari 2021
Setelah bercerita permasalahannya dengan wonwoo, jihoon sedikitnya mendapatkan sebuah penjelasan tentang apa yang membuatnya bingung, kesal hingga akhirnya menangis yang tidak kunjung berhenti. Tadi ketika mengakhiri perbincangan dan diskusinya dengan wonwoo, jihoon tersenyum. Bersyukur dia mempunyai teman yang baik dan mau mendengarkan setiap permasalahan jihoon.
Setelah beberapa menit jihoon memikirkan bagaimana kelanjutan hubungannya dengan soonyoung, dicampuri dengan perasaannya sendiri dan juga beberapa saran dari wonwoo. Jihoon sudah memutuskan untuk berbicara dengan soonyoung besok saja setelah jihoon bangun tidur.
Terlintas lagi bayangan dirinya dengan soonyoung berciuman di balkon dengan suara kembang api dan juga dengan dinginnya udara tadi pukul tepat 12 malam itu, yang sekarang malah membuat pipi jihoon memerah dan menghangat kesekujur tubuhnya.
Seperti yang wonwoo katakan, bahwa kita tidak bisa merubah masa lalu. bahkan ciuman tadi pun sudah menjadi sesuatu yang tidak bisa jihoon ubah. itu sudah terjadi dan kalau saja tadi jeonghan tidak datang kepadanya mungkin sekarang jihoon sudah mimpi indah.
Tenggorakannya terasa kering, jihoon butuh air. rasanya tadi dia terlalu banyak menangis. Setelah merasa mengeluarkan semua emosinya dia jadi lelah. sehingga detik itu pula jihoon memutuskan untuk keluar dari kamar soonyoung dan pergi ke dapur untuk mengambil minum.
Sepetinya jihoon memang di tuntut untuk lebih kuat dan sabar di hari pertama tahun 2021 ini. jihoon bahkan belum semat sampai ke dapur tempat tujuannya itu. jihoon baru saja sampai di ruang tengah, langkah kakinya terhenti. jihoon masih mematung disana. masih memperhatikan sosok yang sedang duduk di sofa yang didepannya ada tv yang menyala, tubuhnya dia sandarkan pada sofa itu. kepalanya mendongak ke atas dan matanya tertutup.
Jihoon ragu untuk mendekat karena sebenarnya dia belum siap untuk berbicara dengan soonyoung. Namun, ketika dia melihat keadaan soonyoung yang juga tidak baik-baik saja, dia memutuskan untuk melihatnya sebentar.
Setelah jihoon tepat berdiri di pinggir sofa tempat soonyoung duduk. jihoon merasa bersalah, sedikitnya dia tahu kalau dia juga sudah menyakiti soonyoung tadi. seperti bagaimana penjelasan wonu tentang nilai jeleknya ketika smp dan bagaimana wonu sakit hati ketika ada orang yang mengingatkannya soal itu. Jihoon berpikir mungkin soonyoung juga merasakan sakit hati ketika dia diingatkan dengan masa lalunya, ditambah tadi jihoon malah menghindar.
Segurat bekas air mata masih terlihat di mata dan bagian pipi soonyoung, mungkinkah dia tertidur ketika menangis. Jihoon makin tidak tega, dengan keberaniannya dia lebih mendekat lagi. Mengelus rambut soonyoung sebentar “om” kata jihoon dengan lembut.
“jangan tidur disini nanti sakit lehernya” jihoon menambahkan. Namun, tidak ada pergerakan dari soonyoung, sepertinya dia memang sudah tertidur. jihoon jadi teringat dengan hari pertama mereka bertemu di rumah soonyoung, waktu itu jihoon yang tertidur karena bosan menunggu soonyoung yang tak kunjung datang.
Jihoon duduk, tepat di samping soonyoung. Tangannya masih mengelus-ngelus rambut soonyoung dan juga mengapus air mata soonyoung yang masih ada di pipinya. Jihoon tersenyum, membayangkan bagaimana soonyoung menangis karena takut di putuskan oleh jihoon. Jihoon merasa kasihan namun dia senang juga, rasanya seperti menjadi orang paling diinginkan untuk tetap diam di hidupnya soonyoung itu membuat jihoon percaya akan begitu berharganya dirinya di mata soonyoung.
“om, bangun yuk pindah ke kamar bobo nya” jihoon masih berusaha membangunkan soonyoung. tapi, karena jihoon sendiri merasa lelah, dia bukannya berusaha lebih keras membangunkan soonyoung, jihoon malah memeluk soonyoung yang sedang tertidur itu. “bangun, disini dingin” kata jihoon yang kini memeluk tubuh soonyoung lebih erat.
“ommmmm” jihoon menggoyang-goyangkan tubuh soonyoung. soonyoung akhirnya membuka matanya. soonyoung masih belum bergerak, dia masih menikmati pelukan jihoon. takut kalau ini mungkin jadi yang terakhir, makannya dia mau menikmati momen ini selama yang dia bisa. Tangannya ragu untuk bergerak, dia ingin membalas pelukan jihoon dan merengkuh tubuh jihoon untuk lebih dekat lagi dengan dirinya. Namun, seperti ada yang menghalanginya.
“dingin, kamu gak dingin bobo disini? pindah ya? nanti lehernya sakit” soonyoung tersenyum, dia sangat senang. jujur saja dia saat sennag saat ini, ketika jihoon memeluknya dan khawatir akan keadaan dirinya.
“jihoon kenapa belum tidur?” tanya soonyoung
“aku mau minum tadinya, tapi malah liat kamu ketiduran disini. yaudah.... aku samperin”
“jihoon tidak apa apa meluk aku kaya gini?”
“kenapa emang?” tanya jihoon, dia melepaskan pelukannya dan berganti dengan menatap soonyoung
“tadikan di pegang sama aku aja gak mau”
“maaf” jihoon langsung menundukan kepalanya, tapi itu tidak berlangsung lama dibandingkan dengan tadi saat dia menundukan kepalanya di dalam mobil soonyoung. Jihoon kembali menatap mata soonyoung, matanya yang merah mungkin sama merahnya dengan mata jihoon. jihoon kembali memeluk soonyoung.
“jihoon, aku minta maaf. Mungkin memang kita harusnya tidak bersama, aku terlalu banyak kurangnya buat kamu. Dan aku tidak bisa memperbaikinya. Masa lalu aku, kalau memang menjadi beban buat kamu. Gak papa, manusiawi kok. Jihoon gak salah memiliki keinginan untuk pergi dari kehidupan aku, memang harusnya begitu. Biar kamu dengan orang yang lebih baik saja, dengan yang seumuran.”
“iya aku maafin” jihoon hanya mengucapkan itu yang membuat soonyoung bingung. ditambah lagi jihoon masih saja memeluknya.
“jadi?” tanya soonyoung
“jadi apa?” jawab jihoon matanya memicing menatap soonyoung.
“mau udahan sama aku?” tanya soonyoung lagi
“kamu pengen banget udahan sama aku apa gimana sih om. dari tadi di mobil ngomongnya udahan udahan mulu”
“jihoon, jangan bercanda dulu”
“aku gak bercanda, aku memang kaget tadi. Aku kesel sama kamu, aku juga kesel kenapa ka jeonghan tuh kaya manas-manasin aku. ngasih tau kamu sama dia udah 'gituan' lah, ngasih tahu sama aku kalau dia lebih tahu kamu dibanding aku lah. meskipun emang iya mungkin dia lebih tahu tentang kamu dibandingkan aku”
“jadi jihoon maunya gimana sekarang?”
“kamu kenapa pasrah banget gini sih? apa apa diserahin sama aku, kamu gak ada apa niatan ngebujuk aku kek gitu atau apa”
“jihoon, kalau aku ngebujuk kamu, aku takutnya nanti di masa depan kamu akan menyesal. Aku gak mau kamu menyesal buat pacaran sama aku. makannya aku nyerahin semuanya ke jihoon, karena yang jadi masalahnyapun sekarang tentang masa lalu aku. kalau jihoon mau nerima, aku sangat bersyukur. tapi kalaupun kamu mau udahan, ya memang itu salah aku, aku akan terima. bukan aku gak mau berjuang atau bagaimana. jujur kalau misalkan masalah lain mungkin aku bisa ngeyakinin jihoon dan ngebujuk jihoon. Tapi ini masa lalu aku”
“kalau kamu sepasrah itu, kenapa nangis?”
soonyoung tersenyum, pertanyaan dari jihoon benar-benar tidak tertebak sama sekali.
“karena..... aku tidak pernah berpikir kita bakal udahan, aku hanya memikirkan jihoon yang selalu ada di masa depan aku, itu kayanya jadi keinginan yang paling tinggi yang pernah aku punya”
“kata ka jeonghan, dia masih suka sama kamu”
“aku tahu, tapi aku sudah enggak suka lagi. udah lama, semenjak kita putus. ya sudah, putus. gak ada rasa yang tersisa”
“om” panggil jihoon
“kenapa jihoon?”
“kamu milih aku apa mantan kamu? yang manapun itu”
“jihoon, cuman jihoon aja” jawab soonyoung yang sekarang sudah memberanikan diri untuk memeluk jihoon lebih erat.
jihoon melepas pelukannya, dia mendudukan dirinya di atas paha soonyoung. Menangkup pipi soonyoung dan mencium bibir soonyoung sekilas. “ aku gak mau berurusan lagi sama ka jeonghan, dia nyebelin” kata jihoon yang sekarang masih menatap bibir soonyoung. “aku minta maaf udah bikin kamu nangis om” ucapnya dan mencium bibir soonyoung lagi
soonyoung senang bukan main, dia merasa semua bebannya terangkat begitu saja ketika jihoon menciumnya untuk yang ke dua kalinya.
“bibir kamu kaya yupi gemes, punyanya jiun hehe”
“iya punya jiun” timbal soonyoung, tangan sudah melingkar di pinggang jihoon. matanya terus melihat ke arah jihoon yang dari tadi tersenyum ke arahnya.
“maaf sudah bikin jihoon nangis juga”
“mata aku sampe bengkak tau, sakit liat layar hape juga”
“maaf ya?”
“ciumin, matanya biar gak sakit”
soonyoun terkekeh mendengar keinginan jihoon, dia perlahan mencium kelopak mata jihoon satu per satu. beralih ke hidung jihoon dan ke dua pipinya. jihoon masih menutup matanya. soonyoung tahu apa yang jihoon mau, oleh karena itu sekarang dia mencium bibir jihoon beberapa detik.
ketika jihoon membuka matanya, soonyoung sangat bahagia, hari ini jihoon masih menjadi miliknya. Dia masih berstatus sebagai pacar jihoon. semua pikiran buruknya 2 jam yang lalu terbantahkan begitu saja ketika jihoon mengatakan kalau “kamu sayang aku, cuman aku pokoknya gak ada ka jeonghan atau mantan-mantan kamu yang lainnya”. soonyoung bersyukur karena jihoon masih akan tetap berada di masa depannya.