nyongji96

The star and its universe 15 22 1996

Tidak bisa dipungkiri kalau seungcheol merasa nervous ketika ia melihat ada jisoo yang sedang pemanasan di dalam area futsal.

“Sana lo main aja gantiin gue, gue mau pacaran hehe” mingyu yang sedari tadi tidak mau melepaskan jeonghan, menyuruh seungcheol untuk menggantikan dirinya. Sebetulnya mereka sudah pas, tidak kekurangan pemain. Ini hanya akal-akalan mingyu saja supaya ia bisa bertemu dengan jeonghan.

Setelah tadi sempat saling meledek dengan mingyu, sekarang seungcheol sudah bersiap-siap dan ikut bermain futsal.

Ada beberapa orang yang seungcheol kenal, ada juga yang tidak. Itu tidak menjadi masalah, toh iya gampang berbaur dengan orang baru. Yang penting menurutnya adalah, seokmin tidak ada saat ini.

Kalau ditanya kenapa bisa suka sama jisoo? Seungcheol pasti akan menjawab “siapa sih emang yang gak suka sama orang semanis dia”. Pertama ketemu, waktu itu ketika ada acara kampus, lagi-lagi dalam kegiatan yang mengharuskan mereka menjadi satu team. Mungkin jisoo tidak akan ingat, karena saat itupun mereka berbeda divisi, ketemu kalau ada rapat besar saja.

Saat itu, jisoo belum punya pacar. Ia masih ingat, moment kepanitian di kampusnya saat itu menjadi sebuah batu loncatan untuk seokmin. Karena dimulai dari sanalah mereka menjadi dekat. Sedangkan seungcheol, ia berpikir untuk pelan-pelan saja tanpa tahu kalau ada orang yang lebih cepat darinya. Sudah sekitar 1,5 tahun dan jujur seungcheol masih saja menyesali keputusannya saat itu.

Mau move on, tapi masih nyesel. Mau move on tapi masih suka ngepoin akun social medianya. Seungcheol intinya hanya bisa menunggu. Menunggu jisoo putus dengan pacarnya.

Jeonghan dan mingyu sudah berada di food court. Mereka sedang menikmati makanan seadanya yang disediakan di tempat futsal tersebut.

Mingyu yang masih terus-terusan membujuk jeonghan dan sepertinya jeonghan sudah mulai menerima mingyu lagi.

Kalau ditanya lagi siapa yang paling bucin diantara mingyu dan jeonghan, jawabannya sudah jelas jeonghan. Tidak terlalu sering menampilkan bentuk kasih sayangnya kepada mingyu, tapi harapan jeonghan yang paling dalam adalah selalu bersama mingyu dengan bebas, tanpa ada penghalang.

“Bang seungcheol bisa gak ya jadian sama ka jisoo?” Tanya mingyu

“Bisa aja kalau jisoonya suka main belakang”

“Hehe bener juga. Ngomong-ngomong yang, malam ini aku nginep di rumah kamu ya?”

Jeonghan tidak langsung menjawab, ia menatap mingyu sebentar, bibirnya sedikit ia majukan.

“ih yaudah deh, boleh”

“Hehe makasih” mingyu sangat senang dengan jawaban jeonghan, meskipun jenghan menjawab dengan raut mukanya yang sedikit jutek.

“Sabar ya, 2 minggu lagi” lanjutnya.

Di sisi lain, ada seungcheol dan jisoo yang sedang duduk berdua di pinggir lapang futsal. Mereka baru saja selesai bermain 1 babak. Seungcheol mengikuti kemana jisoo akan duduk.

“Tumben ikut main kesini?” Tanya jisoo

“Iya, di chat mingyu katanya dia butuh orang”

“Butuh orang buat ngeganti dia ya, soalnya dia mau pacaran haha” Jisoo tertawa sambil masih mengatur nafasnya yang masih tersenggal-senggal karena capek.

Kasihan seungcheol, hati dan pikirannya sudah tidak waras. Sinting, pikirnya. Ada orang yang keringetan tapi masih cakep banget. Banyak hal yang ingin ia lakukan bersama jisoo, mungkin kalau mereka bisa pacaran akan sangat asik, bisa main futsal bersama dan masih banyak kegiatan lain yang seungceol sukai dan ia ingin melakukannya dengan jisoo.

“Jisoo, lo inget gue?”

“Inget ko, pertama ketemu di kepanitian kampus terus ketemu lagi di kepanitian lomba piano”

“Oh oke hehe”

“Seungceol, ada yang mau gue tanyain. Surat. Surat yang ada di tas gue satu setengah tahun yang lalu di ruang panitia, lo yang nulisnya?”

“Lo baca surat itu?”

“Baca, jadi lo ya yang ngasih, selama ini gue selalu nebak-nebak siapa yang ngasih. Tapi gue fokus ke dua orang, antara lo atau seokmin. Gue udah tanya seokmin dan bukan dia”

“Iya dari gue, udah gak penasarankan sekarang?” Tanya seungcheol

“Masih penasaran. Lo bilang di suratnya suruh dateng ke ruang 3 yang ada di lantai pas acara puncak, tapi lo gak dateng”

“Lo kesana? Lo nungguin gue? Sampai jam berapa”

Jisoo melihat ke arah seungcheol ia tersenyum dan mengangguk.

“Sumpah? Gue kira lo sama seokmin. Ah anjir.. sumpah lo nungguin gue?”

“Gue baca surat lo duluan, jadi gue nolak ajakan seokmin waktu itu”

Seungcheol masih tidak menyangka, saat itu ia mendengar perbincangan seokmin dan jisoo. Tidak mendengarkannya sampai akhir. Ia hanya mendengar seokmin berbicara tanpa mendengarkan jawaban jisoo terhadap ajakan seokmin saat itu.

“Ka nanti malem pas acara puncak, diem sama aku ya di backstage ada yang mau aku omongin”

Hanya itu yang seungcheol dengar, ia langsung pergi dan diam bersama panitia yang satu divisi dengannya.

Setelah tahu kalau jisoo datang ke ruang 3, tempat dimana seungceol merencanakan ingin mengutarakan perasaan tertariknya terhadap jisoo. Ia sungguh menyesal kenapa ia tidak pergi saja ke ruang 3 malam itu.

“Kalau malam itu kita ketemu, emang mau bilang apa?” Tanya jisoo

Seungcheol masih terdiam, dia bingung antara mau jujur atau berbohong. Tapi kalau diingat-ingat lagi tentang surat yang ia kirim, jisoo juga sebenernya pasti sudah tahu maksud seungcheol saat itu.

“Mau izin ngedeketin, tadinya sih gitu. Rencananya” seungcheol berbicara tanpa melihat ke arah jisoo

“Malam itu, gue turun ke bawah setelah satu setengah jam nungguin lo. Pas gue turun dan ke ruang panitia disana ada seokmin, bilang kalau dia suka sama gue, bilang kalau dia mau deketin gue. Mungkin kalau lo datang, gue bakal bilang ‘maaf seok gue udah ada yang deketin’ tapi lo gak datang”

Selama ini seungcheol hanya tahu dia yang berada satu langkah kurang cepat dibanding seokmin, ternyata ia hanya melewatkan. Dari awal seungceol tidak pernah telat, hanya saja dia tidak berani maju lagi ketika ada lawan lain.

Jisoo meninggalkan seungcheol, tadi jisoo bilang “gue kesana dulu ya, mau cek hp. Oh iya seungcheol, gak usah dipikirin. Gak papa, emang bukan jodohnya mungkin”

Perasaan menyesal seungcheol lebih dalam lagi. Kenapa juga ia tidak berani bertanya waktu itu, kenapa ia terlalu insecure ketika tau kalau ada orang lain yang juga suka sama jisoo.

Seungcheol harus berpikir tentang langkah apa yang akan dia ambil. Bagaimana mungkin ia bisa menyerah terhadap jisoo begitu saja, setelah apa yang jisoo ceritakan tadi. 99% kemungkinan terbesar adalah ia masih akan tetap menunggu. Mungkin hanya itu yang bisa seungcheol lakukan saat ini. Menunggu jisoo putus dengan pacarnya.

22 November, 2020 Jakarta Pusat. Resital Piano Benjamin Martin.

Setelah melihat foto yang dikirimkan oleh Jihoon, Soonyoung (yang sebenarnya sudah siap, bahkan ia sudah ada di dalam mobilnya) langsung menyalakan mobil dan berangkat menjemput Jihoon. Sedikit repot sebetulnya, Soonyoung yang dari Jakarta Pusat harus menjemput Jihoon yang rumahnya ada di Jakarta Selatan, sedangkan acara yang akan mereka datangi ada di Jakarta Pusat. Kalau Hansol bilang “gak papa tum, berjuang berjuang ..... ” dan seterusnya, itu Hansol nyanyi lagu Roma Irama tapi yang Hansol dan Soonyoung bayangkan adalah suara orang lain yang sering ia dengarkan yaitu komedian dari sunda kang ohang, merupakan satu-satunya video yang Hansol dan Soonyoung selalu tonton setiap kumpul. sering, tapi mereka tetap tertawa. salah satu hal yang membuat Hansol dan Soonyoung klop. – skip

Kembali ke agenda Jihoon dan Soonyoung. Ada banyak yang sudah Soonyoung rencanakan, agenda pendekatannya akan di mulai dengan menonton resital bersama, lalu setelah selesai ia akan mengajak Jihoon untuk makan malam di Jakarta Selatan, dia sudah menanyakan tempat makan yang paling enak di Jaksel kepada Mingyu. Soonyoung berharap proses pendeketannya dengan Jihoon akan berjalan dengan lancar. Meskipun Soonyoung selalu mengingatkan dirinya kemungkinan-kemungkinan paling buruk yang akan ia hadapi, namun seperti yang dikatakan Hansol dan juga video favoritnya “berjuang.. berjuang......” – skip lagi.

Selama perjalanan menuju rumah Jihoon, Soonyoung terus memikirkan “gua ngomong apa ya kalau udah makan malam”. Lalu, ia berbicara sendiri seolah-olah sedang berbicara dengan Jihoon dengan menerka-nerka bagaimana respon dari lawan bicaranya itu. Sampai akhirnya Soonyoung menemukan kata-kata yang sudah tepat (menurutnya) untuk dibacarakan dengan Jihoon.

16.15

Soonyoung sudah sampai di rumah Jihoon, ia sedang menunggu Jihoon untuk keluar. Tidak begitu lama dari Soonyoung mengirimkan pesan kepada Jihoon untuk segera keluar rumah, Jihoon sudah berada di pinggir Soonyoung. Kali ini, mungkin karena sudah terbiasa, Jihoon duduk dengan nyaman.

“yuk berangkat” katanya.

Tidak ada hal-hal yang mengesankan yang mereka lakukan di dalam mobil. Seperti biasa, Jihoon akan memainkan handphonenya dan Soonyoung fokus menyetir. namun, sekarang setidaknya sudah ada kemajuan. Pertama, Jihoon duduk dengan nyaman dan kedua, Soonyoung kadang suka bertanya beberapa pertanyaan basa-basi yang (untungnya) dijawab oleh Jihoon, sehingga perjalanan Jaksel ke Jakpus tidak membosankan dan canggung lagi.

17.30

Mereka datang tepat waktu. Disana sudah banyak sekali orang yang sedang antri untuk masuk ke dalam hall. Soonyoung memberikan tiketnya, sedangkan Jihoon hanya perlu menunjukan kartu registrasinya, karena peserta lomba diberikan keuntungan untuk menonton resital piano secara gratis.

Soonyoung dan Jihoon duduk di lantai 2, agak jauh sebetulnya tapi mereka masih bisa melihat para pemain musik dengan jelas. Semuanya sudah diset sebegitu indah, dari cara penempatan piano dan penempatan alat musik lainnya. Terlalu indah untuk Jihoon lewatkan momen ini. Ketika pianis itu muncul, Jihoon tersenyum sembari memandangnya dengan lekat, seperti melihat sosok yang selama ini ia kagumi, Jihoon tidak memalingkan pandangannya barang sedetikpun. Soonyoung? tentu saja ia abaikan.

“kalau gue masuk final, gue bakal bawain ini” bisik Jihoon kepada Soonyoung ketika pianis membawakan Mozart : Piano concerto no 21, K.467

“good luck” bisik Soonyoung yang dibalas anggukan dan senyuman dari Jihoon

Tidak ada orang teriak, tidak ada orang yang berbicara, tidak ada dorong-dorongan antar penonton. sangat berbeda dengan konser terakhir yang Soonyoung datangi. Dia seperti memasuki dunia yang baru, terbalik dengan apa yang selama ini ia rasakan. sepanjang matanya memandang, Soonyoung hanya bisa melihat orang-orang yang fokus mendengarkan, menikmati musik dengan tenang. Bertepuk tangan ketika musik berhenti. Dan, iya itu membuatnya sangat takjub.

Soonyoung selalu menyempatkan untuk melihat ke arah Jihoon, memperhatikan orang yang duduk dipinggirnya. Ia bisa melihat kalau Jihoon sangat mencintai dunianya ini, matanya selalu berbinar, kadang jari-jarinya ikut bergerak seolah-olah ia sedang bermain piano, sangat menggemaskan.

“seneng?” tanya Soonyoung, baru saja resitalnya selesai. orang-orang sudah mulai keluar dari hall, Soonyoung dan Jihoon masih diam di tempat duduk.

“seneng lah, itu tadi pianisnya bawain karya terbarunya juga. Hebat banget”

“syukur deh kalau lu seneng, mau langsung pulang? kita makan malem dulu”

“ayo, laper hehe” jawab Jihoon, dan mereka berdua keluar dari hall.

Ada banyak hal yang ingin Soonyoung ketahui mengenai Jihoon, bukan lagi tentang pandangannya mengenai dunia secara general. Tapi untuk sekarang entah kenapa setelah tadi melihat Jihoon sangat senang ketika menonton resital, Soonyoung ingin mengetahui lebih jauh mengenai pandangan Jihoon terhadap 'dunianya' sendiri yang bisa saja tidak akan ia pahami seutuhnya, tapi setidaknya Soonyoung ingin tahu.

“gua baru tau, kalau juara pertama bakal dapat beasiswa buat summer course di luar negri” Soonyoung memulai percakapan di dalam mobil, Jihoon saat itu sedang fokus memainkan handphonenya, ia langsung berhenti dan menoleh melihat ke arah Soonyoung.

“iya, memang dapet beasiswa kan. Keren banget”

“lu berarti bakal ke Prancis kalau menang?”

“iyalah, tujuan hidup gue buat menang dan dapet beasiswa tercapai”

“tujuan hidup?” tanya Soonyoung

“Ya, meskipun masih banyak tujuan gue yang lain.... tapi menang dan dapet beasiswa itu tujuan paling utama dalam hidup gue”

“gua kira tujuan hidupnya bisa ngadain konser piano gede-gedean gitu”

“itu juga mau sih, pengennya. Tapi menurut gue, itu bonusnya dari usaha gue ngikutin lomba dan ikutan summer course sehingga gue bakal dapat validasi dari orang banyak”

“penting banget emang dapet validasi dari orang lain?”

“pentinglah, salah satunya untuk bisa ngadain konser dan kalau gue udah dapet validasi dari banyak orang.... ayah juga bakal ngelihat gue....ya pokoknya itu penting apalagi kalau gue jadi duta musik Indonesia”

“hm.... okey... keren”

“hahaha ya emang keren” kata Jihoon

“lu seneng banget ya?”

moodnya lagi baik”

Soonyoung kembali fokus menyetir, masih ada pertanyaan dan masih ada hal yang ingin ia gali. Tapi, ia takut merusak mood Jihoon yang katanya sedang baik itu, sehingga ia mengurungkan niatnya untuk bertanya lebih lanjut. Akan ada waktu dimana ia berani untuk bertanya lebih dan Jihoon menjawab dengan detail semua pertanyaan Soonyoung, atau mungkin (semoga saja) akan ada waktunya ketika Jihoon yang memulai bercerita sendiri tanpa Soonyoung tanya terlebih dahulu.


Makan malam kali ini, Soonyoung mengajak Jihoon ke restoran yang khas dengan makanan nusantaranya. Sesuai info yang diberikan oleh Mingyu, kalau Jihoon itu sebetulnya sangat menyukai berbagai jenis sate dan betul saja ketika mereka memesan makanan, Jihoon memesan sate maranggi dan juga sate lilit. semoga moodnya terus baik sampai selesai makan malam karena (jujur) dikepala Soonyoung hanya memikirkan bagaimana caranya ia berbicara kepada Jihoon, tanpa merusak mood Jihoon yang begitu baik hari ini.

“kenyang” Jihoon baru saja menghabiskan satenya. Soonyoung sendiri sudah selesai dari tadi.

“sebentar ya, jangan langsung pulang gue kekenyangan” lanjut Jihoon

“kalau gua sih santai, lu tuh harus balik jam sepuluh, tapi masih lama juga sih ke jam sepuluhnya”

hening... Jihoon melihat ke arah Soonyoung

“makasih ya” katanya

“sama-sama” jawab Soonyoung, tidak mau bercanda lagi ketika Jihoon mengatakan terimakasih, takutnya dia malah jadi 'males' lagi mengucapkan kata itu.

“jihoon....”

“apa?”

“maaf kalau kesannya gua keterlaluan atau terlalu ikut campur urusan lu, tapi....Jihoon, lu sekarang gak cuman punya Mingyu, lu bisa minta bantuan ke gua, bisa minta antar jemput ke gua, lu bisa main sama gua, ngelakuin hal-hal yang mau lu lakuin sama gua... banyak deh”

“soonyoung...bukan gitu, bukan cuman gue bisa ngelakuin hal apa aja dengan lo. Tapi gue sendiri gak yakin sama lo”

“kenapa gak yakin?”

sorry tapi bukan cuman sama lo kok, tapi sama semua orang juga kecuali Mingyu, karena gue gak ngerti kenapa orang harus bisa yakin dan percaya untuk main dan berbagi kebahagiaan sama yang bukan temen lo”

“kalau gitu ayo kita temenan” ajak Soonyoung

“lo tuh ya.... kenapa harus temanan sama gue? kenapa lo baik sama gue?”

“berbuat baik kan kagak perlu ada alasannya”

“tapi gue butuh alasan, kenapa lo baik? yang gue pahami setiap orang itu akan berbuat baik kalau ada maunya, lo gak usah muna. ngomong aja, lo maunya apa?”

“okey, alasannya gak aneh-aneh ko cuman biar bisa lebih bahagia aja” Jihoon mengerutkan dahinya mendengar jawaban Soonyoung

“biar lu seneng, gua seneng, Mingyu juga seneng.........gua gak ada niat lain, gua kagak bakalan maksa lu untuk berubah jadi Jihoon yang mau temenan sama orang banyak, jadi Jihoon yang suka nongkrong sama temen-temen gua yang banyak banget itu, kagak bakalan. Gua cuma mau lu jadi temen gua, itu aja” lanjut Soonyoung

Jihoon terlihat berpikir sebentar, Soonyoung sudah selesai bicara, sekarang giliran Jihoon.

“Okey, tapi gue gak yakin lo bakal tetep mau jadi temen gue, atau bakal pergi juga. lo taukan, gue itu bisa jadi temen yang nyebelin cuman Mingyu yang paham gue meskipun gue kadang gak paham sama Mingyu”

“gua gak akan bilang gua yakin bisa memhami lu, tapi gua mau jadi temenlu, gua kagak bakalan pergi, gua bakal cari jalan buat bisa memahami lu”

“okey, kalau suatu hari nanti lo capek dan muak sama gue. Jangan sungkan buat pergi, karena gue sendiri gak terlalu berharap banyak”

“ok, temenan berarti?”

“okey” jawab Jihoon singkat

“selamat ulang tahun Jihoon, kado tahun ini lu punya temen baru”

cringe ih tapi k-ko ? bisa tahu?” Soonyoung hanya tersenyum.

“pasti Mingyu ngasih tau ya?” tanya Jihoon lagi

“kaga orang gue liat di berkas lo pas daftar ulang”

“makasih, karena udah ngucapin... jadi gue punya tiga kali ucapan happy birthday tahun ini, biasanya cuman dua kali” kata Jihoon.

“kalau temen gua pada ngucapin selamat ulang tahun ke lu gak papa?”

“nanti mereka nuntut mau temenan juga gak sama gue?”

“kagak bakalan, kalaupun ada, tapi lu gak nyaman, ya gak usah” Jihoon mengangguk, merasa setuju dengan yang Soonyoung katakan.

“Pencapaian seorang Lee Jihoon punya temen baru itu luar biasa banget kan? selamat ya”

“hehe makasih”

Soonyoung merasa lega, rencananya berjalan dengan lancar. Hal-hal yang ia khawatirkan tidak terjadi, semuanya masih berjalan sesuai dengan yang Soonyoung inginkan. Dalam hatinya ia selalu mengatakan “Kwon Soonyoung selamat telah berteman dengan Lee Jihoon”


ps. ini harusnya di upload hari minggu pas Jihoon ulang tahun, tapi kondisi aku yang lagi bla bla bla banget waktu itu jadinya gak bisa post. maaf atas keterlambatan updatenya.

pss. video komedian ohang bisa di cari di youtube keyword nya “ ohang nyanyi berjuang”

bend down” kata soonyoung ketika dia membuka pintu kamar hotel yang ia booked 1 jam yang lalu. Soonyoung dapat melihat dengan jelas wajah lelaki yang sedang menatapnya itu. soonyoung melepas baju nya begitu saja, dia menghampiri lelaki itu yang entah namanya saja dia tidak tahu dan memang dia tidak perduli.

“balik badan, terus nungging” perintah soonyoung

“kamu ga mau pemanasan dulu?”

“no, gue gak pernah ngelakuin hal kaya gitu kalau sama kalian”

“at least, cium aku dulu”

“gak, lo mau gue masukin apa enggak sih? banyak ngomong”

“okay, okay”

lelaki itu pun menyerah, ia menungging seperti apa yang soonyoung perintahkan. Tanpa pemanasan dan tanpa pelumas, soonyoung memasukan miliknya begitu saja. “ah, soonyoung sakit” dia bahkan tidak perduli dengan jeritan lelaki yang terus menyebut namanya itu.

beginilah Kwon Soonyoung, tanpa prihatin sedikitpun. dia terus melakukan hal yang membuatnya senang tanpa memperhatikan keadaan lawan mainnya. “lo mau ini, jangan protes” ucapnya.

selama ini dia memang hanya menganggap kalau “mereka” itu hanya sebatas tempat untuk menyalurkan nafsunya, dan tidak lebih. Menurutnya ini bukan sesuatu kesalahan, bukan salah dirinya. banyak orang yang melakukan hal tersebut dan banyak orang yang menyediakan jasanya secara sukarela, seperti lelaki ini misalnya. Dengan sangat lancang dia menggoda seorang kwon soonyoung. mungkinkah soonyoung tertarik kepada lelaki itu seperti apa yang dipikirkan oleh lelaki yang kini sedang menangis kesakitan karena lubangnya terus digempur oleh soonyoung. siapa yang paham dengan isi pikiran soonyoung yang sangat kompleks.

Badannya sudah sangat berkeringat, ia sudah menggunakan 1 kondom, dan sekarang sedang menggunakan kondom yang ke dua. Seperti tidak ada ampun sama sekali untuk lelaki yang sedang terkulai lemas itu, soonyoung masih terus menggempur lubangnya.

“ahh soon sebentar”

“sakit ahh- aku ahh”

tidak pernah ada kalimat yang mampu diselesaikan, tidak ada cela untuk lelaki itu meminta waktu untuk berhenti. Namun, ketika dia melihat hp soonyoung berdering yang ke 2 kalinya, ia menggapai hp tersebut dan mengangkatnya tinggi-tinggi ke atas, supaya soonyoung mampu melihat.

“ahh soonyoung in hp kam- ahh sakit”

“hp....kamu”

soonyoung melihat ke arah hp nya tersebut, ia melihat nama lee jihoon muncul. seketika ia mengambil hpnya dari genggaman lelaki yang merasa terselamatkan karena adanya panggilan masuk.

soonyoung mengangkat telpon jihoon, namun ia masih belum berhenti dari kegiatannya. miliknya masih ada didalam lelaki itu.

“kenapa?”

soonyoung maaf kalau aku ganggu, kamu bisa ke apartemen?” tanya jihoon

“ada apaan?”

“ahh sakit” lelaki itu mengerang ketika soonyoung mengeluarkan kemaluannya.

“berisik anjir gue lagi nerima telpon dulu” soonyoung mulai membersihkan miliknya dengan tisu yang sudah ada tepat dipinggir kasur.

jihoon masih belum bersuara, sepertinya dia mendengar suara orang lain. jihoon harusnya sudah tahu jelas soonyoung sedang berbuat apa saat ini.

aku ganggu ya?” tanya jihoon

“gak kenapa? lo takut?” tanya soonyoung

iya, kamu bisa nemenin aku malam ini?

“okay, tunggu sebentar”

sekarang ya, kamu jangan main lagi, aku gak akan matiin panggilan ini, aku dengerin

“okey, gue pakai baju dulu”

jihoon mendengar semua perbincangan soonyoung, seperti yang jihoon mau, soonyoung tidak mematikan panggilannya.

“ini uangnya cash, lo ambil dan jangan hubungin gue lagi. hapus nomer gue di kontak lo”

give me a kiss” kata lelaki itu

“najis, siapa lo. gue pergi”

soonyoung keluar dari kamar hotel tersebut. ia langsung menuju ke apartemen mereka. sangat tidak enak sebenernya menghentikan kegiatan fisik itu begitu saja, tapi mau bagaimana lagi.

“gue udah di mobil”

“gue udah di lobi”

“gue naik ke atas nih”

semuanya soonyoung tuturkan kepada jihoon, dia memberitahu jihoon apapun yang sedang dan akan ia lakukan. sesampainya di apartemen, ketika ia membuka pintu panggilannya dimatikan, tercatat hanya sekitar 25 menit saja yang dibutuhkan oleh soonyoung dari memakai baju sampai ke membuka pintu apartemen mereka.

“jihoon? lo dikamar?” teriak nya

“iya” jawab jihoon

“gue minum dulu sebentar” teriak soonyoung lagi

setelah kembali dari dapur, soonyoung menghampiri kamar yang sedang jihoon tempati. Soonyoung membuka pintu kamar itu dan dia mampu melihat jihoon yang sedang terduduk di atas kasur.

“lo mau gue tidur bareng lo atau gue tidur di kamar sebelah?” tanya soonyoung

“terserah”

“yaudah gue tidur bareng lo”

soonyoung mendekat ke arah jihoon, ia duduk disamping jihoon. “tidur” katanya. jihoon pun membaringkan badannnya.

“kamu mandi dulu sana”

“kenapa emang?”

“mandi dulu cepet”

“kotor banget apa gue?”

“iya kan kamu udah berbuat, cepet mandi dulu”

“baik pangeran tunggu sebentar gue mandi 3 menit”

ketika soonyoung berjalan ke arah kamar mandi, jihoon memperhatikannya. dia terus berpikir kenapa soonyoung mau saja menemani dia malam ini padahal soonyoung bisa saja melanjutkan aktivitasnya dengan orang lain yang tadi suaranya sempat jihoon dengar. Jihoon sungguh bingung dengan sikap soonyoung, kadang ia sangat mengerti jihoon, kadang ia sangat tidak memahami jihoon sedikitpun.

tanpa disadari 10 menit telah berlalu, soonyoung mendudukan dirinya dipinggir kasur, ia masih mengeringkan rambutnya yang basah.

“tidur aja kan gue udah disini”

“iya, makasih udah kesini. selamat malam soonyoung”

soonyoung mengangguk “malam” ucapnya sambil mengusap kepala jihoon sebentar lalu mencium keningnya. “gak usah sok kaget gitu, tidur aja” kata soonyoung. Jihoon langsung membalikan badannya membelakangi soonyoung.

setelah rambutnya sudah kering soonyoung membaringkan dirinya dipinggir jihoon, ia menatap punggung jihoon yang sepertinya sudah tertidur. nafasnya terlihat sangat teratur dan tenang. tanpa soonyoung sadari tangannya terus-terusan mengelus kepala jihoon. “sorry ya, sleep well” ucapnya untuk yang terakhir kali malam itu sebelum ia pun ikut tertidur.

“mau ke kamar?” tanya soonyoung “ayo, lanjutin disana ya” jawab jihoon


Soonyoung merasa kepalanya sangat pening sekarang, jihoon ia gendong. Namun sialnya yang lebih muda terus saja membuat adrenalinnya meningkat, ia terus mengecupi leher soonyoung tanpa berhenti dari pantai bahkan sampai di lobi resort yang banyak orangpun dia sama sekali tidak ada niat untuk menyudahi aktivitas nya tersebut.

Semua mata memandang ke arah soonyoung, namun dengan kekuasaan yang ia punya ketika ia menatap kembali orang-orang itu mereka secara otomatis menunduk memberikan hormat kepada sang pemilik resort. sehingga jihoon tidak perlu khawatir ia harus berhenti dari apa yang sedang ia lakukan.

“turun dulu aku susah buka pintu”

Jihoon menurunkan diirnya dari punggung soonyoung, ia berbalik dan mencium bibir soonyoung sebentar lalu tersenyum dengan sangat lebarnya, ia terlihat begitu bahagia dan soonyoung sangat bersyukur malam ini ia bisa melihat senyuman jihoon.

Ketika pintu kamar terbuka, jihoon berlari kecil kearah kasur mereka. melihat hal tersebut soonyoung pun ikut tersenyum, sungguh menggemaskan pikirnya. terpisah selama 3 tahun sangat menyakitkan baginya namun jika balasannya seeprti ini, sunggu soonyoung merasa tidak apa-apa.

Jihoon sudah duduk di tengah kasur, ia melambaikan tangannya kepada soonyoung agar yang lebih tua mengikutinya. ia menepuk-nepuk kasur itu tidak sabaran sambil berkata “cepet kesini om” dan pada saat soonyoung menghampirinya berjalan ke arah jihoon dengan perlahan ia semakin menampakan senyuman terindahnya. tangannya ia rentangkan untuk menyambut kekasih hatinya yang selalu ia rindukan, dan ketika soonyoung tepat berada disampingnya, jihoon menaiki badan soonyoung dan memeluknya dengan erat.

Naiknya seorang jihoon ke pangkuan soonyoung tentunya disambut dengan baik oleh soonyoung, kedua tangan soonyoung sudah meraup wajah jihoon seperti menuntut untuk jihoon dapat melakukan sesuatu. dan tanpa disangka-sangka jihoon menempelkan bibirnya sangat asal dengan milik soonyoung. mengetahui kalau posisi jihoon kurang nyaman, soonyoung membenahi dirinya untuk bersender ke headboard lalu membetulkan posisi jihoon sehingga ia tetap berada di atas pangkuannya.

Jihoon seperti mengambil alih ciuman kali ini, bahkan ketika soonyoung mengalihkan perhatiannya kepada handphonenya, jihoon langsung menutup handphone tersbut dan melemparnya ke sembarang arah, tidak perduli barang tersebut akan rusak. dia hanya tidak suka diganggu. jihoon mencium soonyoung lagi dan lagi dengan ritme yang sangat asal dan seperti terburu oleh sesuatu yang jihoon sendiri tidak mengerti apa yang membuatnya sangat terburu-buru seperti ini. ia terus menyesap bibir bawah yang lebih tua dengan sangat pelan, gerak tubuhnya sudah sangat tidak beraturan. ketika soonyoung mengambil alih dan mulai menyesap bibir bawahnya, jihoon membiarkan mulutnya terbuka dan desahan pertama akhirnya keluar. sedangkan soonyoung menggeram pelan karena bagian bawah nya terus-terusan jihoon goda, ia terus bergerak dengan pelan menggesakan bongkahan miliknya dengan bagian sensitif milik yang lebih tua.

Dengan beraninya jihoon membuka satu persatu kancing kemeja soonyoung sampai setengahnya sudah terbuka, tangannya ia simpan di leher soonyoung dan mengelusnya dengan perlahan. badan jihoon seakan kena aliran listrik yang membuatnya tersentak kaget ketika kedua tangan soonyoung masuk ke dalam balik kaosnya, mengelus punggungnya yang turun ke arah pinggang untuk menahan dirinya. jihoon semakin berusaha membuat soonyoung tergoda, ia masih dengan keberaniannya menaik turunkan tubuhnya.

Sejujurnya jihoon sudah ingin menyerah, siapa yang sanggup di posisinya, awalnya dia yang menggoda namun pada akhirnya ia yang kalah oleh akalnya sendiri. sudah gila. hanya dengan seperti ini saja dia sudah mengeluarkan keringat dan mendesah berkali-kali. seolah-olah jihoon kehabisan semua tenaganya hanya karena di cium oleh soonyoung.

“kamu yakin?” tanya yang lebih tua, jihoon hanya mengangguk. sudah kepalang basah, nanggung capek, dia juga sudah tidak sanggup harus menahan keinginannya ini yang sejujurnya sudah lama sekali ingin ia lakukan dengan kekasihnya.

Soonyoung membalikan keadaan, jihoon sekarang berada di bawahnya. baju yang mereka pakai entah sudah dimana. tidak ada yang perduli. jihoon menggenggam pingiran bantal dengan sangat erat, matanya terus tertutup dengan rapat. kakinya ia buka dengan lebar. sementara itu soonyoung terus bergerak tanpa henti, sesekali ia mengusap peluh dan air mata jihoon, sesekali ia menurunkan badannya untuk sekedar mengecup dahi jihoon dan bibirnya.

Suara desahan jihoon tidak pernah berhenti barang sedetikpun setelah mereka melakukan hal tersebut. beberapa kali ia mengatakan “sakit om” tapi berbanding terbalik dengan kata-kata selanjutnya “jangan berhenti”. soonyoung sendiri sudah tidak tahu caranya berhenti, dia sudah berada di puncak nafsunya. lee jihoon tetap harus menyelesaikan urusan duniawi ini.

Satu tangan jihoon ada di punggung soonyoung, sesekali mencakarnya sedangkan tangannya yang satunya lagi ia gunakan untuk meremas bantal yang sudah berada di sampingnya tidak beraturan. satu kondom sudah di buang oleh soonyoung, ia kembali memasangkan kembali kondom yang lain.

Nafas keduanya terengah-engah,jihoon melihat ke bagian bawahnya yang sudah menyatu dengan soonyoung, lalu ia menggeletakan kepalanya begitu saja. matanya masih ia tutup dengan rapat, ini sudah berjalan cukup lama tapi dia masih merasakan sakit yang luar biasa. jihoon terus-terusan menggigit bibir bawahnya. soonyoung yang melihat itu langsung berhenti bergerak. “jangan digigit kencang-kencang bibirnya nanti berdarah” jihoon pun membuka matanya. “om...l-lanjut aja jangan ber- ah henti”

Tangan soonyoung kembali memegang pinggang jihoon, ia mengeluarkan dengan perlahan-lahan sebelum menghujamkan dirinya lagi masuk ke dalam tubuh jihoon. “ahh...om” pekikan jihoon terdengar ketika soonyoung menemukan titik sensitifnya. terus ia hujam titik itu, lagi dan lagi sampai keduanya merasa terpuaskan satu sama lain.

Soonyoung bahkan sudah keluar dua kali, begitupun dengan jihoon. rasa lelah yang menerpa mereka seakan kalah dengan gerakan jihoon yang perlahan merangkak ke atas tubuh soonyoung yang sedang berbaring. ia duduk tepat di atas milik soonyoung, tangannya ia letakan di atas dada soonyoung satu tangannya yang lain mengarahkan milik soonyoung untuk memasukinya lagi.

Jihoon bergerak sendiri, ia menaik turunkan badannya dengan perlahan, peluh terus bercucuran tapi dia tidak mau berhenti. “om!” pekik jihoon “terlalu dalem ahhh” namun soonyoung seolah tidak mendengar, ia membantu jihoon untuk bergerak, soonyoung memegang pinggang jihoon dan mengangkat tubuh jihoon untuk terus melakukan kegiatan naik turun. gerakan mereka semakin liar, hingga untuk ke tiga kalinya mereka keluar secara bersamaan dibarengi dengan desahan jihoon yang sangat nyaring.

Jihoon sudah terkulai lemas di atas tubuh soonyoung, nafasnya masih belum teratur. soonyoung mengelus punggung jihoon, menenangkan yang lebih muda.

“hebat ya langsung tiga ronde” kata soonyoung yang di jawab pukulan oleh jihoon, yang tidak terasa sama sekali.

Soonyoung membaringkan jihoon, ia mencabut miliknya dari lubang jihoon. membuang kondom ke tiganya ke tempat sampah. ia kembali ke arah jihoon, mencium keningnya dan bibirnya sesekali. jihoon terlihat sangat lelah, matanya sudah tertutup. dia bahkan sudah tidak perduli dengan badannya yang sangat lengket.

Dengan teliti dan hati-hati soonyoung membersihkan badan jihoon, mengelapnya dengan perlahan. jihoon sepertinya sudah tertidur. terlalu lelah dan terlalu bahagia.

Soonyoung sudah selesai membersihkan jihoon dan dirinya, ia membaringkan dirinya di pinggir jihoon, memeluk seseorang yang sangat ia rindukan itu, kecupan kecil ia berikan kepada jihoon dari kening, mata, hidung, pipi dan bibirnya. “selamat tidur sayangnya soonyoung” ucapnya sebelum ia ikut tertidur pulas.

————————— Dalam rangka soonhoon anniversary jadi aku buat ini hehe please give me a feedback karena sungguh ini aku malu banget dan gak yakin dengan hasil kerjaku. So please tell me your opinion bisa komen, QRT atau kalau mau anonymous bisa lewat CC : Lily’s CuriousCat Thank you :)

Setelah banyak sekali topik yang mereka perbincangkan, akhirnya sampai juga pada topik yang memang semua pasangan akan membicarakan hal ini, entah itu sebagai referensi untuk menjalani hubungan mereka di masa depan dan memperbaikinya atau hanya sekadar saling mengetahui informasi masing-masing.

Tentunya menurut soonyoung dan jihoon hal tersebut merupakan sesuatu yang penting, selain untuk saling mengetahui satu sama lain tapi juga sebagai bentuk keterbukaan supaya kedepannya tidak ada yang kecewa tentang pengalaman yang telah dilakukan oleh pasangan yang akan menjadi suami nantinya.

Satu hal sudah selesai, jihoon menerima masa lalu soonyoung. Yang sangat soonyoung maklumi karena dia masih berpikir jihoon seperti itu demi perusahaan. tanpa disadari dia memikirkan apa sebenernya keinginan jihoon, apakah betul semua itu demi perusahaan saja atau ada yang lain.

Malam itu, ketika semua topik pembicaraan yang sudah direncanakan oleh soonyoung telah dibicarakan satu persatu, keheningan kembali menerpa mereka. posisi duduk mereka masih tetap sama, ada jarak sekitar dua jengkal tangan.

“gue boleh cium lo? sekarang”

Pertanyaan itu muncul, soonyoung sebetulnya penasaran. apakah jihoon akan mengiyakan atau menolak. soonyoung ingin tahu sejauh mana dia rela berkorban untuk perusahaannya itu. setidaknya pikiran soonyoung berputar terus di bagian jihoon berkorban untuk perusahannya dan sekarang dia akan mengetahui jawabannya.

“iya” jawab jihoon, dan soonyoung tersenyum tidak percaya. “seberharga itu ya?” tanya soonyoung lagi

“apa?” tanya jihoon balik

“perusahan, sampai gue apa-apain aja mau”

“soonyoung, bukan kaya gitu” jawab jihoon dengan nada bicara yang lebih tinggi dari sebelumnya.

“sorry, gak niat kesana gue”

“kamu seolah mikir aku mau di apa-apain sama kamu cuman buat perusahaan, soonyoung aku gak kaya gitu. kita udah di jodohin, sekarang kita pacaran kan? aku pikir ciuman aja gak salah. kenapa kamu mikir semuanya cuman demi perusahaan yang pada nyatanya aku mau kamu cium karena kamu sudah jadi pacar aku”

“ya maaf, salah gue”

“yasudah, kalau tidak ada yang mau dibicarain lagi aku mau pulang”

Jihoon berdiri dan berjalan menuju arah pintu. disusul oleh soonyoung yang mengikutinya di belakang.

“jihoon sebentar” soonyoung memegang tangan jihoon dan membuat jihoon berhenti berjalan.

“sumpah, beneran gue minta maaf. gak maksud nyinggung lo kaya gitu” jihoon hanya mengangguk.

Jihoon melihat ke arah tangannya yang sedang dipegangi oleh soonyoung. dia tersenyum dan mulai membalas pegangan tangan soonyoung. pas sekali, pikir jihoon.

Soonyoung mengikuti arah pandang jihoon, dia pun memegangi tangan jihoon lebih erat. Tidak tahu kenapa, hanya saja dia ingin melakukanya.

Perlahan soonyoung memalingkan arah pandangnya menuju wajah jihoon, karena jihoon masih saja menunduk ia melepas tangan jihoon dan memegangi kedua pipi jihoon. hingga akhirnya mereka bertatapan. Soonyoung memperhatikan setiap detail yang ada pada muka jihoon, dahinya, kedua matanya, alisnya, hidungnya hingga ia berhenti, arah pandangnya terkunci di bibir jihoon, soonyoung menyentuh bilah bibir jihoon dengan ibu jarinya.

kedua tangan soonyoung masih menangkup pipi jihoon. ia mulai mengikis jarak antara dirinya dengan jihoon, sampai dapat merasakan hembusan nafas satu sama lain. Dengan jarak seintim ini, soonyoung bisa melihat rona merah di pipi jihoon, dan ia tersenyum. Lalu tanpa berpikir panjang soonyoung mencuri kecupan di bibir jihoon.

Saat jihoon memejamkan matanya, soonyoung tahu kalau jihoon tidak masalah dengan ciuman ini. sehingga ia melanjutkankan aktivitasnya tersebut. sangat lembut, mungkin ini ciuman terlembut yang pernah soonyoung lakukan. sama sekali tidak ada tuntutan.

Tangan soonyoung beralih untuk merengkuh pinggang jihoon yang secara otomatis membuat jarak keduanya semakin dekat. sedangkan jihoon meletakan tangannya di dada soonyoung. tanpa disadari ciuman mereka semakin dalam.

Soonyoung mencium jihoon lagi, melumat bibir bawah jihoon dengan perlahan. satu tangannya yang masih berada di pipi jihoon turun dan ia letakan tepat di leher jihoon. soonyoung mengakhiri ciuman mereka, ia menghapus jejak air liur yang ada di dagu jihoon menggunakan ibu jarinya. “wow” kata soonyoung.

“aku pulang ya”

“malu ya lu? merah benget itu pipi hahaha”

“apa sih, aku pulang dulu”

“iya.. ayo gue anter ke bawah”

mereka pun pergi ke ruang tengan dimana orang tua mereka berada, ternyata orang tua mereka masih belum selesai membicarakan soal pernikahan dan rencana penggabungan perusahaan. Jihoon ikut memerhatikan sedangkan soonyoung sudah pamit lagi pergi ke kamarnya, seperti biasa. Dia sama sekali tidak tertarik dengan urusan perusahaan.

Sekitar 1 jam setelah itu jihoon dan orang tuanya berpamitan pulang. Soonyoung mengantarkan mereka sampai depan rumah, ia tersenyum pada jihoon ketika jihoon membukakan kaca mobilnya. “sampai ketemu lagi” ucap jihoon tanpa suara, soonyoung membalasnya dengan anggukan.

———— Saran dan komen bisa QRT atau kalau mau anonymous boleh lewat CC : Lily’s CuriousCat Thank you :)

Hari ini tepat setelah 1 minggu jihoon sidang skirpsi, dia menjadi salah satu mahasiwa yang lulus cepat. Dengan bantuan dari teman-teman osjur 2021 dan juga bantuan papahnya yang selalu memberikan arahan untuk jihoon, serta wonwoo yang selalu mengajari hal-hal yang jihoon tidak mengerti. Akhirnya dia mampu menyelesaikan studinya berbarengan dengan wonwoo dan daniel.

3.5 tahun kuliah membuatnya belajar banyak hal, dimulai dari mengatur waktu sampai dia menjadi orang terajin di kampus karena ingin cepet selesai kuliah, dulu alasannya karena mau menemui seseorang yang meninggalkan dia. Perpisahannya dengan orang itu sejujurnya sudah jelas, tidak ada hal yang harus dibicarakan lagi. Hanya saja jihoon masih menyayangi orang itu, dia masih ingin melanjutkan hubungannya, harus bertemu lagi pikirnya.

Penyesalan itu selalu datang kepada Jihoon, setiap hari dia menunggu balasan email, terakhir dia mendapatkan balasan email itu sekitar 2 tahun yang lalu. Tanpa jihoon sangka dia mampu bertahan selama 3 tahun ini, tanpa berpikir untuk mencari yang lain. Menurutnya soonyoung itu lebih dari cukup. Sehingga dia terus menanti, sampai akhirnya soonyoung kembali.

Sore ini, di pinggir pantai. Soonyoung dan jihoon sedang menikmati pemandangan matahari yang mulai tenggelam, sebentar lagi akan gelap. Namun mereka masih duduk saja di pantai berduaan, seungcheol dan jeonghan entah kemana.

Jihoon menyenderkan kepalanya kepada soonyoung, tangan soonyoung sedang memeluk pinggang jihoon dengan erat, angin disana cukup membuat mereka kedinginan.

“kamu..... pas kita pertama kali ketemu lagi, pas kita pertama tidur bareng lagi... kamu nangis kan?” tanya jihoon. Soonyoung menatap jihoon dan mengerutkan dahinya.

“kamu nangis. Semaleman kamu terus-terusan ciumin kepala aku. Tapi tiba-tiba kepala aku kaya basah, pasti air mata kamu kan?” tanya jihoon lagi

“bukan, itu aku ngiler” jawab soonyoung yang diberi pukulan oleh jihoon

“yang bener ih”

“hahaha,sakit jihoon. Belum apa-apa udah KDRT” jihoon malah mencubit perut soonyoung dengan keras.

“aduh astaga jihoon, iya iya udah jangan dicubitin terus, iya aku nangis”

“kenapa nangis?” tanya jihoon

“gak nyangka aja bisa sama kamu lagi, gak nyangka kamu nungguin aku. Karena jujur aku selalu berpikiran kalau kamu udah punya orang lain disini jihoon”

“pikiran kamu aneh”

“sama daniel bagaimana?”

“dia sahabat aku, sama kaya wonwoo. Kita temanan, gak bisa lebih. Dari awal begitu”

Soonyoung hanya tersenyum, dan mengelus rambut jihoon.

Setelah perpisahannya 3 tahun lalu dengan jihoon. Soonyoung bahkan tidak ada niat sama sekali untuk mencari yang lain. Dia takut, jujur perpisahannya dengan jihoon memberikan dia sedikit trauma, dia tidak ingin patah hati lagi, dia tidak ingin mencoba hal seperti ini dengan orang lain. Kalau jihoon masih menunggunya, dia pikir mungkin cuman jihoon yang bisa memasuki hatinya lagi, ketika dia meragukan orang lain, namun jika untuk jihoon dia yakin. Apalagi dengan bukti kalau jihoon menunggunya selama ini.

Kebahagiaan terus bertambah setiap harinya, hari-hari dilalui dengan jihoon dan soonyoung yang memulai lagi lembaran baru untuk hubungan mereka, selalu memperlakukan satu sama lain dengan lembut, sama-sama takut kehilangan untuk yang ke dua kalinya.

Waktu sudah menunjukan pukul 6.30, mereka masih betah berdiam disana. Hanya dengan mengobrol dan saling memeluk satu sama lain.

“aku masih harus ke australia, mungkin 2 minggu” kata soonyoung

“kalau aku ikut boleh?”

“ya boleh kalau jihoon mau, tapi nanti berangkatnya setelah jihoon wisuda”

“ehm, 2 bulan lagi dong”

“iya”

Tidak ada hal yang soonyoung lakukan kepada jihoon tanpa persetujuan dari jihoon sendiri, kalau jihoon suka dan jihoon mau, soonyoung akan dengan senang hati menuruti apapun itu. Menurut soonyoung memperlakukan jihoon seperti itu mungkin akan membuat jihoon merasa nyaman, dia selalu berhati-hati dalam bertindak, menanyakan apakah jihoon suka atau tidak, takutnya dia membuat jihoon tidak nyaman dan tidak mampu untuk mengakui keberadaan soonyoung seperti dulu.

Setelah pembicaraan mengenai pulang-pergi ke australia selesai, jihoon dan soonyoung hanya menikmati waktu dengan tenang tanpa ada yang berbicara, hanya suara ombak yang menemani mereka ketika berdua seperti ini, menikmati angin dan menikmati pemandangan di depannya meskipun sudah semakin gelap.

Jihoon melebarkan matanya ketika tiba-tiba soonyoung menarik pinggangnya dan satu tangannya memegangi rahang jihoon. “boleh?” tanya soonyoung dan jihoon pun mengangguk.

Tanpa protes, jihoon menutup matanya ketika soonyoung menciumnya. Kaki jihoon terasa sangat lemas ketika soonyoung memperdalam ciumannya. “lee jihoon, sayangnya aku..” bisik soonyoung, suaranya bercampur dengan suara ombak di telinga jihoon.

Bibir jihoon masih terbuka ketika soonyoung melepas ciumannya. Matanya masih tertutup. Lagi, soonyoung menciumnya lagi malam itu. Ciuman yang awalnya sangat lembut kini semakin dalam. Soonyoung semakin mendekatkan tubuh mereka, jihoon yang menyadari itu perlahan duduk di pangkuan soonyoung. Kedua tangan jihoon memegangi rahang soonyoung, jihoon mengambil alih ciumannya.

Ciuman mereka terlepas, soonyoung melihat ke arah jihoon dan tersenyum, begitupun dengan jihoon. Dia masih mengelus rahang soonyoung. “mau ke kamar?’’ tanya soonyoung. “ayo, lanjutin di sana ya” jawab jihoon.

Chapter : 2 Pura-pura Ketemu

Seokmin rasa, seorang lee jihoon itu akan sangat susah untuk di dekati, makannya berkenalan saja untuk tahap awal itu tidak cukup.

Malam itu seokmin dengan jelas mengatakan bahwa “pura-pura ketemu lagi aja, gak sengaja ceritanya. Biar kaya soulmate-soulmate gitu berlandaskan takdir” ucapnya.

Setelah satu minggu kenalan dengan jihoon, soonyoung masih belum menampakan kemajuan yang signifikan. Hanya kenalan, jihoon tahu nama soonyoung. Dan udah.

Hari ini soonyoung berencana akan menjalankan misi ke duanya yaitu pura-pura ketemu, seperti saran dari seokmin.

Bel pulang sekolah telah berbunyi, “jun gue menjalankan misi masa depan part 2 dulu ya” katanya kepada jun yang merupakan teman satu bangku nya.

Menurut informasi yang didapat dari teman Jun yang ada di kelas IPA A, hari ini jihoon ada rapat osis.

Soonyoung menunggu jihoon ke luar dari kelasnya. Rencana kali ini adalah soonyoung akan mengikuti jihoon dari belakang dan berpura-pura kaget ketika melihat jihoon, setelah itu dia akan menyapa jihoon. Itu rencananya.

Setelah sekitar 20 menit akhirnya jihoon keluar, tanpa disangka. Jihoon malah melihat ke arah soonyoung. Jihoon bersama dengan Mingyu, Hansol, Chan dan Hao. Melihat itu soonyoung mau menunda misinya saja, tapi jihoon malah menyapanya terlebih dahulu. Sebuah kemajuan, pikir soonyoung.

“kalian mau rapat osis ya?” tanya soonyoung pada jihoon dan teman-temannya. Seperti biasa jihoon hanya menjawab dengan “iya”. Mereka berjalan di lorong sekolah menuju ruangan osis. Mingyu, hansol, chan dan hao berjalan di depan. Sedangkan soonyoung dan jihoon sekitar 3 langkah dibelakang mereka.

“lo bukan anggota osis kan?” tanya jihoon “bukan” jawab soonyoung “terus ngapain jalan ke arah ruangan osis?” tanya jihoon lagi “oh itu, gue mau ke kantin ko. Beli sesuatu di kantin sebelum balik” untung saja kantin memang tidak terlalu jauh jaraknya dari ruang osis, sehingga soonyoung bisa menjadikannya sebagai alibi. “Oh iya, gue anak ipa b” kata soonyoung yang hanya di beri anggukan oleh jihoon.

Mereka pun berjalan bersampingan, soonyoung rasanya baru kali ini merasa canggung dengan gebetannya. Perlu di ketahui bahwa Soonyoung itu tipe yang gampang berbaur, mengobrol dan mencari topik pembicaraan bukan hal yang susah. Namun entah kenapa, rasanya sangat berbeda dengan lee jihoon. Soonyoung tidak tau lagi apa yang akan dia katakan sekarang. Ruang osis sudah terlihat didepannya. Mereka hanya berjalan bersampingan tanpa ada yang berbicara, dan hanya terdengar obrolan Mingyu, hao ,chan dan hansol didepan mereka.

Jihon sendiri tidak tahu hal apa yang harus dia bicaraian lagi dengan soonyoung, tidak ada yang penting menurutnya. Jadi jihoon hanya memeprhatikan teman-temannya didepan, kadang dia ikut tersenyum ketika teman-temannya bercanda, soonyoung yang memperhatikan itu juga tersenyum, bukan tersenyum akan candaan teman-teman jihoon. Bukan. Tapi karena dia melihat jihoon tersenyum dengan jelas di sampingnya.

Soonyoung merasa telah berhasil menjalankan misi masa depannya meskipun kali ini hanya berakhir dengan seoonyoung yang berbicara sebentar dengan jihoon, tapi ya lumayan kan ada pergerakan di bandingkan tidak ada sama sekali. Untuk langkah selanjutnya mungkin ia harus menyiapkan mentalnya lagi.

— Saran dan komen bisa QRT, DM atau lewat CC 👉🏻 Lily’s CuriousCat Thank you :)

Chapter 1 : Ajak Kenalan

Menurut seokmin langkah pertama yang harus dilakukan adalah mengajak gebetan kenalan secara proper seperti bersalaman dan menyebutkan nama masing-masing.

Seokmin mengatakan bahwa berkenalan merupakan hal yang paling penting yang tidak boleh terlewatkan supaya bisa ke tahap selanjutnya.

Dan disinilah sekarang. Seorang kwon sonyoung sedang berada di depan kelas lee jihoon. Menunggu gebetannya itu keluar dari kelas karena sekarang sudah menunjukan pukul 12 siang tandanya istirahat makan untuk siang di mulai. Jujur, soonyoung bukanlah tipe yang gugup dalam menghadapi situasi seperti ini, mungkin bisa di bilang dia cukup mahir untuk mengajak orang lain berkenalan.

“dia gak keluar apa ya?” tanya soonyoung pada dirinya sendiri, setelah 10 menit dan siswa kelas IPA A sudah banyak yang keluar kecuali jihoon. Membuat soonyoung bertanya-tanya apakah jihoon makan di kelas sendirian, atau dia memang suka melewatkan makan siangnya.

Dirasa sudah terlalu lama menunggu, soonyoung akhirnya memutuslan untuk masuk ke dalam kelas jihoon. Disana terlihat jihoon sedang merapihkan kumpulan lembaran kertas , yang soonyoung tebak itu merupakan kumpulan tugas mata pelajaran biologi.

Jihoon terlihat sangat fokus, menghitung jumlah kertas itu. Sampai dia tidak sadar kalau soonyoung sudah berdiri tepat dipinggir kursinya. “ehm” soonyoung mencoba untuk mengalihkan perhatian jihoon. “ya?” kata jihoon singkat. Soonyoung pun tersenyum, dia memajukan tangannya mengajak bersalaman dengan jihoon, jihoon yang kebingungan hanya mengerutkan alis nya. “gue kwon soonyoung, lo lee jihoon kan?” uluran tangan soonyoung masih belum di balas, jihoon masih mentap soonyoung sambil mengerjapkan matanya. “iya” jawabnya singkat dan memfokuskan kembali pada lembaran kertas di mejanya. Soonyoung menarik kembali uluran tangannya. Dingin banget bos, pikir soonyoung.

“inget, gue kwon soonyoung” ulang soonyoung kepada jihoon, jihoon pun berhenti lagi dari kegiatannya, dia menatap soonyoung lagi. ‘’ iya sekarang lo keluar, karena gue butuh waktu buat periksa tugas anak kelas gue sebelum diserahin ke guru” jawab jihoon.

Merasa tidak enak karena telah menganggu, soonyoung pun keluar. Lagian tahap pertama ini kan cuman kenalan, dia tadi sudah berhasil berkenalan dengan jihoon. Ya meskipun jihoonnya kurang responsif. Tapi setidaknya jihoon sudah tau ada soonyoung di sekolah.

Tidak beberapa lama setelah soonyoung memutuskan untuk keluar dari kelas IPA A. Soonyoung merasa ada hal yang dia lupakan. “Oh iya” Ternyata soonyoung baru ingat kalau dia belum mengenalkan dirinya sebagai anak IPA juga, mungkin di lain waktu dia harus mengajak jihoon mengobrol lebih lama.

—————————

Saran dan komen bisa QRT, DM atau lewat CC 👉🏻 Lily’s CuriousCat Thank you :)

Chapter 0 — Prolog 🍂

“selamat ulang tahun nyong, semoga di umur lo yang ke 17 ini lo bisa lebih waras dan juga lebih pinter dikit. Terus semoga tambah bahagia” ucap wonwoo yang sedang membawa cake ulang tahun milik soonyoung

Seokmin dan seungkwan membawa terompet dan meniupnya sehingga acara surprise ulang tahun di rumah soonyoung ini menjadi lumayan meriah.

“ayo cepet potong kuenya gue laper” itu kata jun teman soonyoung yang sangat menyukai makanan dan perlu diketahui kalau cake yang sekarang dibawa oleh wonwoo adalah salah satu hasil karya dari jun.

Tentunya sebelum memotong cake, soonyoung harus memanjatkan do'a dan meniup lilinya kan. Dan ya, soonyoung pun berdo'a dan meniup lilin. Banyak sekali doa yang dia panjatkan dalam kurun waktu 1 menit, salah satunya adalah tentang jihoon. Iya jihoon, orang yang membuat soonyoung seperti orang gila belakangan ini.

Setelah selesai meniup lilin, satu persatu sahabatnya dari seokmin, jun , seungkwan dan wonu memeluk soonyoung bergantian dan mengucapkan “selamat ulang tahun” lagi yang diberikan senyuman paling lebar oleh soonyoung. Tidak lupa juga malam itu ada ayah dan ibu soonyoung yang ikut merayakan ulang tahun.

Satu potong cake masing-masing diberikan kepada ayah dan ibu nya terlebih dahulu, baru soonyoung memberikannya kepada sahabat-sahabatnya.

Sekilas mengenai persahabatan 5 orang ini, pada saat kelas 1 SMA mereka dipertemukan dalam satu kelas dan menjadi sangat dekat. Meskipun karakter masing-masing sangat jauh berbeda, tapi mereka sangat nyaman dengan satu sama lain. Perbedaan itu yang membuat mereka merasa jadi komplit dan tidak menjadi group yang monoton. Mereka terpisah ketika wonwoo, seungkwan dan seokmin memutuskan mengambil jurusan IPS ketika menginjak kelas 2 sedangkan soonyoung dan jun memilih IPA.

Sekitar pukul 1, orang tua sooyoung pergi ke kamar untuk tidur, sedangkan soonyoung dan ke empat sahabtnya masih asik mengobrol. Memang ini merupakan sebuah tradisi bagi mereka. Jika ada yang ulang tahun pasti akan menginap di rumah yang ulang tahun dan menghabiskan waktu semalaman hanya untuk mengobrol hal-hal random atau pun curhat tentang percintaan masing-masing.

Malam itu dibuka dengan seokmin yang masih memiliki keinginan untuk mengetahui tentang crush seorang kwon soonyoung. Soonyoung sendiri baru putus dengan pacarnya 2 bulan yang lalu, tapi dia dalam satu minggu ini sudah ketar ketir karena melihat sosok lee jihoon.

“lo cepet banget dah move on nya” kata wonu yang sedang tiduran dikasur soonyoung

“ya kan sama pacar yang kemaren kaga serius hehe” jawab soonyoung

“iya soalnya pacar kemaren diterima karena kasian aja kan hahaha gara-gara nembak duluan” sambung jun

Kalau kata seokmin sih yang sedang nyemil cemilan di kursi belajar soonyoung “ terus kalau sekarang gimana? Mau sama lee jihoon lee jihoon itu?’’

“ya gitu hehehe gemes banget”

“lo ko belum apa apa udah bucin aja sih nyong” kata seungkwan yang sedang ikutan berbaring dikasur soonyoung dengan wonwoo

“tapi nyong, gue khawatir deh lo gak akan bisa dapetin dia, maaf maaf aja nih ya. Secara dia itu seorang lee jihoon yang peringkat satu di IPA bahkan peringkat 1 satu sekolah, dan dia kan temenannya aja pilih-pilih. Liat aja temannya si mingyu peringkat 2 hansol peringkat 3 dino peringkat 5 terus si hao peringkat 7 . semuanya masuk 10 besar. Lah kalau lu? lu peringkat terakhir nyong” jelas wonwoo panjang lebar

“gue gak peringkat terakhir ya” sela soonyoung

“iya tapi ke 31 dari 36 orang... itu peringkat lo di IPA B kalau digabung sama IPA A hahaha lo pasti peringkat 60an nyong jauh banget sama jihoon yang peringkat 1 ” jawab seungkwan

“yaelah jangan ngomongin peringkat dikelas kalau masalah cinta dong guys, beda lagi tau. Lagian nih ya, si jihoon tuh lempeng gitu hidupnya belajar mulu. Pasti butuh yang agak sengklek bego kaya lu nyong. Gue setuju aja kalau lu mau mepet dia, berikan dia warna warni kehidupan yang sesungguhnya... anjaaay dangdut banget gue” jun menjelaskan idenya

Mereka tertawa mendengar penelasan jun, benar juga pikir mereka, mungkin memang jihoon butuh sosok seperti soonyoung begitu pun sebaliknya. Soonyoung yang terlalu selengean membutuhkan sosok jihoon yang rapih, semuanya terjadwal, selalu mempunyai rencana dengan matang, fokus pada masa depan dan gigih dalam meraih cita-citanya. Sangat berbanding terbalik dengan soonyoung. Sebenarnya soonyoung punya rencana, namun dia terlalu santai tidak seperti jihoon yang sangat progresif dan memiliki ambisi yang kuat untuk merealisasikan rencana masa depannya.

Maka pada malam itu semuanya secara sadar ingin menyusun strategi apa yang harus soonyoung lakukan supaya soonyoung bisa mendapatkan idaman hatinya . Wonwoo mencari di google bagaiamana untuk mendekati gebetan dibantu dengan seungkwan.

Sedangkan soonyoung, jun dan seokmin sedang menyusun strategi bagaimana caranya supaya jihoon tahu keberadaan soonyoung. “lo kenapa sih bego benget nyong kalau di pelajaran, gimana caranya jihoon bisa liat lo. Ya meskipun lo se jurusan sama sama IPA, tapi kalian kan beda kelas lo IPA B jihoon IPA A” kata seokmin

“ya karena males belajar, lagian nih ya gue meskipun bodoh udah jelas ko gue mau kuliah nanti jurusan apa. Dan lo semua harus inget kalau nilai matematika dan fisika gue bagus ko di atas rata-rata. Ya meskipun yang lainnya anjlok tapi prospek gue lebih jelas dari anak IPS yang ranking 1 dan 2 itu” wonwoo dan seungkwan langsung tersinggung

“lah ngapa jadi ke gue” tanya nya

“tapi benerkan? liat deh sekrang wonwoo yang ranking 1 sama seungkwan yang ranking 2 aja masih bingung jurusan kuliahnya apa, kalau gue udah mantep mau ambil jurusan apa nanti kuliah dan mau kerja apa nanti setelah lulus kuliah”

“ weh hebat juga ya lo, mau di komputer kan lo? IT?” tanya jun

“gue masih bingung nanti peminatannya kemana, tapi udah yakin mau ambil teknik elektro, kemungkinan gue bakal ambil fast track ” jawab soonyoung dengan bangga

“apaan tuh?” tanya jun

“fast track itu program integrasi s1 dan s2 yang total waktu kuliahnya 5 tahun alias 10 semester. Nah rencananya gue ambil itu di Univindo nanti, karena gue yakin ga akan keterima di Univindo dengan nilai rapot gue. Makannya gue harus jalur lain”

“anjirr sejauh itu rencana lu?” tanya seokmin yang kini duduk menghadap soonyoung

“iyalah, gue serius sama bidang yang gue sukai. Termasuk sama orang yang gue sukai juga gue serius hehehe” jawab soonyoung yang kepalanya langsung ditoyor oleh seokmin “gue lagi serius-serius ya ngedengerin tentang perkuliahan” kata seokmin

“udah ah, kalau itu gue bisa urus sendiri. Nah sekarang tolong bantu gue cari cara buat deketin jihoon, kalau gak lu semua gue usir sekarang juga”

“halah” kata jun yang langsung mengambil handphone nya lagi dan mulai memainkan game di handphone nya, dia akan memberikan saran saja nanti kalau pembicaraannya sudah terarah dengan jelas.

Tidak lama dari itu, wonwoo memberikan signal bahwa dia menemukan sesuatu yang bisa di gunakan untuk proses pdkt soonyoung.

“nih gue nemu, 12 cara biar lo bisa dapetin gebetan lo menurut taylor andrews artikel yang di post di cosmopolitan” kata wonu yang sudah terduduk di kasur soonyoung

“ yang pertama, usahain gebetan lo meminta bantuan sama lo”

“bantuan apaan? Jihoon itu keliatannya mandiri gak suka di bantu lo denger aja ya, kata temen gue yang di kelas IPA A kalau kerja kelompok, jihoon itu bakal ngerjain sendiri, saking gak percaya sama hasil kerja orang lain takut jelek dan ngasal katanya” jun memberikan penjelasan mengenai jihoon pada sahabat-saaabat nya itu

“okey berarti nomer 1 coret, gue lanjut ya. Nomer 2 tertawalah pada candaanya, menurut Wyatt fisher, psyD seorang psikolog dan juga host di podcast tentang pernikahan mengatakan bahwa semakin sering kita tertawa dengan seseorang maka semakin kita tertarik padanya”

“ini lagi tambah ngaco, menurut informasi yang gue dapetin dari anak kelas IPA A kalau jihoon itu serius banget hidupnya. Gak pernah bercanda, dikelas aja kalau ada yang lucu dia gak pernah tuh ketawa, paling cuman senyum. Mana mungkin dia bikin joke sendiri, ngaco banget. Coret coret gak cocok sama keadaan soonyoung jihoon” Jun lagi lagi memberikan sarannya sembari bermain mobile game

“yaudah okey kita lanjut ke nomer 3, Perlihatkan kekurangan dan ketidak sempurnaanmu” wonwoo berhenti sebentar “inimah udah jelas soonyoung bodoh hahahaha coret coret ” lanjutnya

“anjing ya si wonwoo gak ada akhlak lu” soonyoung membantingkan makanan pada wonwoo yang malah mengenai seungkwan.

“udah udah jangan lempar-lemparan gue lanjut nih ya, ke 4 active di social media, ke 5 menonton film horror dengan nya”

“nomer 5 bisa sih, tapi butuh tahapan dulu masa tiba tiba nonton film bareng. Gue aja belum kenalan anjir. Itu artikel kaga cocok deh sama gue, kita ambil point-point yang sekiranya cocok sama keadaan gue aja ya” kata soonyoung yang langsung diberi anggukan oleh sahabat-sahabatnya.

“yang ke 6 Bawakan minuman hangat untuknya, yang ke 7 meniru apa yang sedang ia lakukan”

“hahaha soonyung lo harus belajar seharian di perpustakan sono kalau mau ngelakuin nomer 7” canda seokmin

“ogah anjirr males bgt gue” balas soonyoung

“lo gimana sih niat gak deketin jihoon?” tanya seungkwan

“niat tapi caranya jangan ekstrim suruh gue ke perpus dong elah males banget gue”

“yaudah dengerin nih cara yang lain, yang ke 8 Gunakan pakaian yang memiliki warna yang sama dengan nya, nomer delapan coret langsung soalnya kita pakai seragam sekolah. Nomer 9 prank

“lo langsung dibunuh kali kalau nge prank jihoon hahahaha” tawa jun langsung terbahak-bahak, soonyoung hanya menggelengkan kepala saja, rasanya sudah 9 poin tapi tidak ada yang bisa dia lakukan.

“ nomer 10 Menemukan kesamaan yang tidak biasa. Menurut Madeleine mason roantree, pelatih kencan di the vida consultancy kita akan tertarik pada orang-orang yang kita anggap mirip dengan diri kita sendiri, dalam penelitian menunjukan bahwa daya tarik akan meningkat jika menganggap kesamaan itu jarang atau tidak biasa”

“ya nomer 10 bisa tahu kalau gue dah deket sama jihoon lah”

“lanjut nomer 11 memberikan sedikit skinship dan nomer 12 menghabiskan banyak waktu dengannya. Dah segitu “ kata wonwoo

“kalau menurut gue yang wonwoo bacain tadi, itu terlalu jauh gaksih, itu lebih ke lo yang udh dekat sama gebetan lo. Kalau soonyoung kan baru mau kenalan, senggaknya kita harus ngerencanain step by step dia deketin jihoon” tambah seungkwan

“gue punya saran, gimana kalau kita kasih ide cara ngedeketin jihoon buat soonyoung satu orang satu ide gimana? harus yang caranya itu masuk akal dan bisa soonyoung lakuin” kata seokmin

“ nah gitu dong kan enak di gue kalau kalian ngasih ide biar gue tinggal ngelaksanain” kata soonyoung

“ oke, menurut gue langkah pertama adalah ....... “


hai akhirnya aku mencoba sesuatu yang baru, ini pertama kalinya aku membuat cerita dalam bentuk full narasi seperti ini. Cerita ini akan berlanjut dalam format narasi dan di upload di write.as (karena aku tidak punya akun wattpad). Untuk yang sudah baca, makasih banyak. Aku boleh minta saran, kritik atau masukannya gak? hehe karena aku baru mencoba nulis dalam format seperti ini jadi aku butuh banyak masukan. Seperti biasa, bisa lewat komen, QRT, DM atau kalau mau anon bisa lewat CC. link untuk memberikan komen atau saran : Lily’s CC

Ps. Chapter 1 akan di up pada tanggal 17 juni

Soonyoung menghidupkan radio setelah dia menjalankan mobilnya. Tadi dia sempat pamit kepada teman-teman jihoon. Perjalan ke rumah jihoon sekitar 35 menit dan untungnya saat ini sedang tidak macet. “lama banget, baru selesai jam 8?'' tanya soonyoung. Jihoon yang terlihat lelah hanya melihat ke arah soonyoung dan mengangguk. “pinjem tangan” pinta jihoon “buat apa?” “mau di pegang” jawab jihoon Soonyoung pun mengambil tangan jihoon menggenggam tangan jihoon.

Jihoon duduk dengan mengarahkan badannya ke pinggir supaya bisa melihat soonyoung yang sedang menyetir. merasa diperhatikan, soonyoung pun tersenyum. “ kenapa?” tanya soonyoung. “gak papa, cape aja” kata jihoon. “kamu udah makan malam kan?” “udah om, om udah?” “belum, tadi tanggung kerjaannya biar bisa langsung jemput jiun. nanti saja aku makannya sudah nganterin jiun pulang”

Setelah sampai di depan rumah jihoon, jihoon masih enggan melepas tangan soonyoung. “ sudah sampai ” kata soonyoung “kamu makan malam di rumah aku aja ya om, yuk ikut kedalam baru pulang. ya?” ajak jihoon soonyoung pun ikut masuk ke rumah jihoon.

soonyoung di sambut oleh pak lee, mereka sempat membicarakan tentang pekerjan sebelum akhirnya membicarakan hal-hal yang jihoon saja tidak paham itu apa, posisinya sekarang Pak Lee sedang duduk di sofa begitupun dengan soonyoung dan jihoon, namun jihoon masih memeluk erat tangan kiri soonyoung. “ ini anak kenapa sih nempel mulu?” tanya Pak Lee. soonyoung juga sebenarnya heran, jihoon nya jadi sangat manja dan nempel terus sama dia semenjak keluar mobil sampai sekarang soonyoung yang sedang mengobrol dengan papah nya pun tidak jihoon hiraukan dan tetap tidak merubah posisinya yang sedari tadi memeluki lengan kiri soonyoung. “ biarin aja suka suka aku, kan om pacar aku” jawab jihoon kepada papah nya. “kamu ambilin minum buat pacarnya kalau gitu malah gelendotan gitu” “bibi tolong ambilin minum buat pacar aku” teriak jihoon pada bibi yang ada di dapur Pak Lee hanya menggelengkan kepala melihat kelakuan anaknnya ini.

Setelah soonyoung dan pak lee makan malam, jihoon yang hanya menempeli soonyoung dari tadi juga ikut makan sedikit itu juga dia ambil makanan dari piring soonyoung, sempat di marahi sama pak lee katanya “gak sopan, ambil sendiri kalau mau jangan ambil punya kwon” yang tentu saja malam itu di balas dengan kesombongan jihoon “ya biarin orang om kwon pacar aku” . Pak Lee malam ini kalah, sepertinya jihoon memang sedang dalam mode om kwon pacar aku dalam setiap menjawab pertanyaan dari papahnya itu.

Setelah selesai makan malam, mereka berpindah ke ruang tengah lagi. “jihoon, aku pulang ya. sudah malam” kata soonyoung. jihoon yang tidak suka mendengar itu malah semakin mengeratkan pelukannya di tangan kiri soonyoung. “ini sudah jam 10 jiun, kasian si kwon capek juga udah kerja” bantu pak lee membujuk jihoon. “papah... kalau om nginep disini aja boleh? ” “jihoon?” sela soonyoung “ya gak papa, kalau si kwon nya mau mah. nginep aja lah kwon disini? ada kamar tamu ini. itu jihoon lagi manja gitu juga gak tega saya kalau kamu pulang nanti pasti itu bibirnya manyun. marah sama saya” “ya sudah” kata soonyoung . jihoon yang senang langsung memeluk soonyoung.

“yasudah papah tidur duluan ya” “selamat tidur pak lee”


Soonyoung dan jihoon masih berada di ruang tengah. sebenernya soonyoung mau bertanya jihoon ini kenapa, tapi dia berpikir mungkin karena jihoon merasa lelah jadinya manja begini. “ke kamar ayo, bersih-bersih dulu terus tidur” soonyoung sudah mau berdiri namu di tahan oleh jihoon “kenapa lagi? udah malam loh jihoon” “gendong ih” akhirnya soonyoung hanya mengikuti apa kemauan jihoon dan menggendong jihoon sampai ke kamarnya.

Jihoon memberikan pakaian tidur untuk soonyoung. “aku ke kamar tamu ya, mau bersih-bersih. jihoon juga ya” “iya om, selamat tidur” “selamat tidur jihoon” soonyoung mencium kening jihoon dan pergi ke kamar tamu.


Setelah selesai membersihkan dirinya, dan sudah membaringkan badannya siap untuk tidur.Namun ternyata jihoon masih belum bisa tidur dan memutuskan untuk chat soonyoung.

Cosmic radiation

Setelah mendapat pesan dari soonyoung jihoon memutuskan untuk pergi ke kamar tamu. Dia mengetuk pintu sebentar tapi tidak sampai menunggu soonyoung membukakan pun jihoon sudah masuk duluan. “loh? kenapa kesini?” “mau bobo bareng, ya?” setelah melihat soonyoung mengangguk, jihoon ikut membaringkan badannya disamping soonyoung.

Jihoon meletakan kepalanya di dada soonyoung, dia mampu mendengar detak jantung soonyoung saat ini. pikiranya terus berputar pada chat wonwoo beberapa saat lalu, ketika soonyoung sibuk berbicara dengan papahnya jihoon membalas chat wonwoo dan sepertinya wonwoo tadi kesal sama jihoon. Bahkan sampai sekarang dia masih memikirkan itu semua, semua yang di katakan wonwoo termasuk bagaimana soonyoung akan marah kalau dia tahu bahwa jihoon tadi bilang dirinya tidak mempunyai pacar. “aku sayang banget sama kamu, kamu tau kan?” tanya jihoon “tiba-tiba banget? kenapa?” “pokoknya aku sayang banget sama kamu, sayang banyak-banyak”

Soonyoung mengelus rambut jihoon dengan lembut, berharap dengan cara ini jihoon akan berhenti berbicara dan tertidur. Pasalnya soonyoung sendiri sangat lelah dan sudah ingin tidur. Namun, dia tidak ingin tidur duluan sebelum jihoon tidur. Ditambah lagi sekarang jihoon malah makin mengeratkan pelukannya. Soonyoung hanya mampu melihat rambut jihoon, dia menciumi puncak kepala jihoon.

“om mau cium” memang jihoon ini kurang berakhlak... soonyoung juga sama saja, dia bahkan tidak menolak sama sekali, dengan senang hati pastinya dia akan mencium jihoon. soonyoung menggeser badannya dan mengungkung jihoon yang sekrang berada di bawahnya. dia masih menatapi jihoon sambil tersenyum.

Kecupan-kecupan kecil soonyoung berikan kepada jihoon, di mulai dari ke dua kelopak matanya sampai kedua pipi dan dagu jihoon. Jihoon yang tidak sabaran ingin dicium menarik kepala soonyoung untuk lebih mendekat sehingga dia bisa mencium bibir pacarnya itu. Ciuman jihoon hanya sebentar, seperti biasa jihoon hanya mengawali, sisanya diserahkan kepada soonyoung.

Soonyoung mencium kembali bibir jihoon, dia sedikti mengigit bibir bawah jihoon supaya terbuka dan membiarkan lidahnya masuk. tangan soonyoung tidak hanya diam, dari tadi tangannya mengelus rambut jihoon dengan penuh sayang. Ketika jihoon menepuk-nepuk punggung soonyoung, dia mengakhiri ciuman itu. Soonyoung membersihkan air liur yang keluar dari mulut jihoon. Setelah di rasanya cukup, soonyoung mendekatkan wajahnya lagi dan ketika jihoon menutup matanya soonyoung menyatukan kembali bibir mereka. Jihoon membalas ciuman soonyoung, sekarang dia tidak hanya diam. ketika ciuman soonyoung turun ke dagu dan menjelajahi leher jihoon. Jihoon merasa degdegan tentu saja ini kali pertamanya soonyoung mencium bagian lehernya. Karena masih belum terbiasa jihoon kembali menarik kepala soonyoung untuk kembali mencium bibirnya. Soonyoung menatap jihoon terlebih dahulu, seakan bertanya apakah dia boleh mencium jihoon lagi atau sudah sampai disini saja, dan sekaan mengerti jihoon mengangguk.

Ketika soonyoung menyatukan lagi bibir mereka, tangan jihoon sudah sepenuhnya melingkar di leher soonyoung. Dan ketika soonyoung sudah terlalu terlena, begitupun dengan jihoon. ciuman soonyoung kembali turun dari dagu sampai ke leher jihoon. tangan soonyoung sudah masuk kedalam baju tidur jihoon, menyentuh kulit perut jihoon secara langsung. soonyoung menciumi setiap inci leher jihoon dia sudah tidak terkendali “aah om” desah jihoon, menyadari kalau dirinya sudah terlalu jauh “astaga, jihoon maaf”.

Soonyoung akhirnya duduk di kasur metaap jihoon yang rambutnya sudah berantakan, bajunya tersingkap sampai ke dadanya. Akhirnya dia membangunkan jihoon dan membuat jihoon duduk juga di atas kasur. “om ko berhenti?” “jihoon ..sayang tidur ya? udah malam, ayo aku anter ke kamar”

Dengan wajah cemberut jihoon akhirnya menurutinya, soonyoung sangat bersyukur akhirnya jihoon mau di antar ke kamarnya untuk tidur. “tadi katanya mau bobo bareng” ucap jihoon sambil cemberut “bobo bareng kapan-kapan aja ya, sekarang jihoon tidur, ya? please?” “iya yaudah, aku juga udah ngantuk. Tapi cium dulu sebentar sekarang” Soonyoung menruuti kemauan jihoon lagi, dan mencium bibir jihoon sekilas. “sudah ya tidur sana” kata soonyoung. Jihoon pun tertidur dikamarnya.

Soonyoung tidak mau kelepasan lagi, oleh karena itu dia memutuskan untuk tidak tidur bersama dengan jihoon malam ini. soonyoung akhirnya kembali ke kamar tamu dan mengunci pintunya. takut kalau jihoon tiba-tiba datang lagi ke kamarnya. Dia masih belum siap, tapi tidak bisa menolak juga kalau jihoon yang minta.