Tidak bisa dipungkiri kalau seungcheol merasa nervous ketika ia melihat ada jisoo yang sedang pemanasan di dalam area futsal.
“Sana lo main aja gantiin gue, gue mau pacaran hehe” mingyu yang sedari tadi tidak mau melepaskan jeonghan, menyuruh seungcheol untuk menggantikan dirinya. Sebetulnya mereka sudah pas, tidak kekurangan pemain. Ini hanya akal-akalan mingyu saja supaya ia bisa bertemu dengan jeonghan.
Setelah tadi sempat saling meledek dengan mingyu, sekarang seungcheol sudah bersiap-siap dan ikut bermain futsal.
Ada beberapa orang yang seungcheol kenal, ada juga yang tidak. Itu tidak menjadi masalah, toh iya gampang berbaur dengan orang baru. Yang penting menurutnya adalah, seokmin tidak ada saat ini.
Kalau ditanya kenapa bisa suka sama jisoo? Seungcheol pasti akan menjawab “siapa sih emang yang gak suka sama orang semanis dia”. Pertama ketemu, waktu itu ketika ada acara kampus, lagi-lagi dalam kegiatan yang mengharuskan mereka menjadi satu team. Mungkin jisoo tidak akan ingat, karena saat itupun mereka berbeda divisi, ketemu kalau ada rapat besar saja.
Saat itu, jisoo belum punya pacar. Ia masih ingat, moment kepanitian di kampusnya saat itu menjadi sebuah batu loncatan untuk seokmin. Karena dimulai dari sanalah mereka menjadi dekat. Sedangkan seungcheol, ia berpikir untuk pelan-pelan saja tanpa tahu kalau ada orang yang lebih cepat darinya. Sudah sekitar 1,5 tahun dan jujur seungcheol masih saja menyesali keputusannya saat itu.
Mau move on, tapi masih nyesel. Mau move on tapi masih suka ngepoin akun social medianya. Seungcheol intinya hanya bisa menunggu. Menunggu jisoo putus dengan pacarnya.
Jeonghan dan mingyu sudah berada di food court. Mereka sedang menikmati makanan seadanya yang disediakan di tempat futsal tersebut.
Mingyu yang masih terus-terusan membujuk jeonghan dan sepertinya jeonghan sudah mulai menerima mingyu lagi.
Kalau ditanya lagi siapa yang paling bucin diantara mingyu dan jeonghan, jawabannya sudah jelas jeonghan. Tidak terlalu sering menampilkan bentuk kasih sayangnya kepada mingyu, tapi harapan jeonghan yang paling dalam adalah selalu bersama mingyu dengan bebas, tanpa ada penghalang.
“Bang seungcheol bisa gak ya jadian sama ka jisoo?” Tanya mingyu
“Bisa aja kalau jisoonya suka main belakang”
“Hehe bener juga. Ngomong-ngomong yang, malam ini aku nginep di rumah kamu ya?”
Jeonghan tidak langsung menjawab, ia menatap mingyu sebentar, bibirnya sedikit ia majukan.
“ih yaudah deh, boleh”
“Hehe makasih” mingyu sangat senang dengan jawaban jeonghan, meskipun jenghan menjawab dengan raut mukanya yang sedikit jutek.
“Sabar ya, 2 minggu lagi” lanjutnya.
Di sisi lain, ada seungcheol dan jisoo yang sedang duduk berdua di pinggir lapang futsal. Mereka baru saja selesai bermain 1 babak. Seungcheol mengikuti kemana jisoo akan duduk.
“Tumben ikut main kesini?” Tanya jisoo
“Iya, di chat mingyu katanya dia butuh orang”
“Butuh orang buat ngeganti dia ya, soalnya dia mau pacaran haha” Jisoo tertawa sambil masih mengatur nafasnya yang masih tersenggal-senggal karena capek.
Kasihan seungcheol, hati dan pikirannya sudah tidak waras. Sinting, pikirnya. Ada orang yang keringetan tapi masih cakep banget. Banyak hal yang ingin ia lakukan bersama jisoo, mungkin kalau mereka bisa pacaran akan sangat asik, bisa main futsal bersama dan masih banyak kegiatan lain yang seungceol sukai dan ia ingin melakukannya dengan jisoo.
“Jisoo, lo inget gue?”
“Inget ko, pertama ketemu di kepanitian kampus terus ketemu lagi di kepanitian lomba piano”
“Oh oke hehe”
“Seungceol, ada yang mau gue tanyain. Surat. Surat yang ada di tas gue satu setengah tahun yang lalu di ruang panitia, lo yang nulisnya?”
“Lo baca surat itu?”
“Baca, jadi lo ya yang ngasih, selama ini gue selalu nebak-nebak siapa yang ngasih. Tapi gue fokus ke dua orang, antara lo atau seokmin. Gue udah tanya seokmin dan bukan dia”
“Iya dari gue, udah gak penasarankan sekarang?” Tanya seungcheol
“Masih penasaran. Lo bilang di suratnya suruh dateng ke ruang 3 yang ada di lantai pas acara puncak, tapi lo gak dateng”
“Lo kesana? Lo nungguin gue? Sampai jam berapa”
Jisoo melihat ke arah seungcheol ia tersenyum dan mengangguk.
“Sumpah? Gue kira lo sama seokmin. Ah anjir.. sumpah lo nungguin gue?”
“Gue baca surat lo duluan, jadi gue nolak ajakan seokmin waktu itu”
Seungcheol masih tidak menyangka, saat itu ia mendengar perbincangan seokmin dan jisoo. Tidak mendengarkannya sampai akhir. Ia hanya mendengar seokmin berbicara tanpa mendengarkan jawaban jisoo terhadap ajakan seokmin saat itu.
“Ka nanti malem pas acara puncak, diem sama aku ya di backstage ada yang mau aku omongin”
Hanya itu yang seungcheol dengar, ia langsung pergi dan diam bersama panitia yang satu divisi dengannya.
Setelah tahu kalau jisoo datang ke ruang 3, tempat dimana seungceol merencanakan ingin mengutarakan perasaan tertariknya terhadap jisoo. Ia sungguh menyesal kenapa ia tidak pergi saja ke ruang 3 malam itu.
“Kalau malam itu kita ketemu, emang mau bilang apa?” Tanya jisoo
Seungcheol masih terdiam, dia bingung antara mau jujur atau berbohong. Tapi kalau diingat-ingat lagi tentang surat yang ia kirim, jisoo juga sebenernya pasti sudah tahu maksud seungcheol saat itu.
“Mau izin ngedeketin, tadinya sih gitu. Rencananya” seungcheol berbicara tanpa melihat ke arah jisoo
“Malam itu, gue turun ke bawah setelah satu setengah jam nungguin lo. Pas gue turun dan ke ruang panitia disana ada seokmin, bilang kalau dia suka sama gue, bilang kalau dia mau deketin gue. Mungkin kalau lo datang, gue bakal bilang ‘maaf seok gue udah ada yang deketin’ tapi lo gak datang”
Selama ini seungcheol hanya tahu dia yang berada satu langkah kurang cepat dibanding seokmin, ternyata ia hanya melewatkan. Dari awal seungceol tidak pernah telat, hanya saja dia tidak berani maju lagi ketika ada lawan lain.
Jisoo meninggalkan seungcheol, tadi jisoo bilang “gue kesana dulu ya, mau cek hp. Oh iya seungcheol, gak usah dipikirin. Gak papa, emang bukan jodohnya mungkin”
Perasaan menyesal seungcheol lebih dalam lagi. Kenapa juga ia tidak berani bertanya waktu itu, kenapa ia terlalu insecure ketika tau kalau ada orang lain yang juga suka sama jisoo.
Seungcheol harus berpikir tentang langkah apa yang akan dia ambil. Bagaimana mungkin ia bisa menyerah terhadap jisoo begitu saja, setelah apa yang jisoo ceritakan tadi. 99% kemungkinan terbesar adalah ia masih akan tetap menunggu. Mungkin hanya itu yang bisa seungcheol lakukan saat ini. Menunggu jisoo putus dengan pacarnya.